Film besutan Hanung Bramantyo diadaptasi dari novel berjudul sama karya sastrawan kenamaan Pramoedya Ananta Toer.
Para pengisi soundtrack tersebut mengaku sangat mengagumi karya-karya Pram. Berada dalam generasi berbeda, ketiga musisi itu pun memiliki ceritanya masing-masing mengenai perkenalannya dengan tulisan Pram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan Iwan Fals yang membaca Pram di masa Orde Baru saat buku-bukunya masih dilarang, Once Mekel justru dapat membacanya setelah era Reformasi.
"Ketika membaca buku itu, kata-katanya sangat deskriptif, saya seperti pakai time machine kembali ke masa yang ada di latarnya. Apalagi ketika dia menulis, dia sedang di dalam penjara. Karyanya sangat menggugah," kata Once.
"Makanya saya mengajak generasi muda untuk membaca karya Pram," sambungnya.
Sedangkan Fiersa Besari mengenal Pramoedya Ananta Toer pada 2013 dalam pengembaraannya keliling Indonesia. Di Maluku, ia bertemu seorang mahasiswa yang mengatakan ia akan melewati Pulau Buru dan memintanya membaca 'Anak Semua Bangsa'.
"Di situ saya jadi tahu sejarah kelam soal Pulau Buru, soal pengasingan. Di situ saya berpikir ketika kita sudah merdeka untuk membaca Pram. Tergugah sekali ketika membaca tetralogi Pulau Buru," tuturnya.
'Bumi Manusia' akan tayang pada 15 Agustus 2019. Soundtrack-nya, 'Ibu Pertiwi', merupakan lagu wajib nasional yang ditulis oleh Ismail Marzuki. Purwacaraka pun dipercaya menggarap aransemen untuk versi baru dari lagu tersebut.
(srs/tia)