Sebelum lebih jauh berbicara soal musiknya, nama Joko in Berlin cukup menarik untuk dikulik. Mereka adalah Mellita Sie (vokalis), Kelana Halim (gitar), Fran Rabit (bass), Popo Fauza (keyboard) dan Aditya Subakti (drum).
Popo menjelaskan dalam siaran persnya nama bandnya itu punya makna khusus. Joko menurutnya merepresentasikan domisili dan background band di Asia, khususnya di Pulau Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dua tahun keberadaannya, Joko in Berlin mengaku terinsipirasi dari penyanyi asal Islandia, Bjork. Sound lawas juga mereka sajikan di dalam karyanya demi hasil yang lebih kaya dan berbeda.
"Kalau dari segi musik, Joko in Berlin ada empat komposer lagu. Dari lagu dasar akan dilempar ke saya, untuk diaransemen. Setelah itu diaransemen lagi dan diisi vokal dan band-nya," kata Popo.
"Kami memilih aransemen dengan menggabungkan sound era 80-an dan 90-an. Karena kami ingin memadukan musik yang kekinian dengan unsur cinematic dan unik untuk generasi milenial," imbuhnya.
![]() |
"Untuk tema lirik lagunya, Joko in Berlin lebih menuju ke hal sehari-hari yang dilihat dari perspektif psikologi. Ada juga berterima kasih dengan anugerah indahnya alam, menghadapi delusi dan mimpi," tutup Popo. (dar/nu2)