Saat itu Dara Puspita dalam formasi Titiek Hamzah (bass), Titiek AR (gitar), Lies AR (gitar), dan Sussy Nander (drum) tengah dituding sebagai band yang membawakan aliran musik rock n roll yang saat itu disebut sebagai musik 'ngak ngek ngok' oleh pemerintahan Soekarno.
Ketika keempatnya tengah merekam album, seorang teknisi rekaman menyarankan mereka membawakan lagu dansa beraliran irama lenso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak disangka, lagu tersebut malah menjadi begitu terkenal. "Lah kok malah itu yang 'meledak'," tambah Titiek Hamzah.
Lain cerita dengan 'Mari-Mari'. Lagu tersebut sebenarnya adalah karangan Titiek Puspa.
![]() |
"Kami ketemu sama Titiek Puspa beliau menyanyikan lagu 'Mari-Mari'. Mbak Titik AR kan berani ya, berani malu. Dia minta, 'Kak Titiek, kami boleh nggak minta lagu 'Mari-Mari' buat rekaman," ceritanya.
Aransemen intro lagu 'Mari-Mari' dibuat menyerupai lagu The Rolling Stones. Menurut Titiek Hamzah, hal itu sengaja karena mereka ingin mengolok-olok aparat yang sempat menciduk mereka karena menyanyikan lagu The Beatles.
"Kenapa intronya kami bikin Rolling Stones, karena kami mau ngeledek polisi. Nah, (buktinya) kami nggak dilarang," ujarnya.
Dara Puspita merupakan band perempuan yang begitu berpengaruh pada masanya. Sejumlah lagu di antaranya 'A Go Go', 'Soal Asmara' hingga 'Burung Kakaktua' menjadi katalog penting bagi musik Indonesia. (srs/dar)