Penampilan konser kolaborasi band Jazz asal Prancis, Ozma yang digawangi oleh Stephane Scharle (drum/ komposisi), Edouard Sero (Bass/ komposisi), Julien Soro (Sexophone), Guillame Nuss (Trombon) dan Tam e Villiers (Gitar) dengan grup kesenian Calung Banyumasan Kencana Laras asal Baturraden membuat banyak penonton yang menyaksikannya hanyut terbawa dalam suasana musik tradisonal dan modern yang dipadukan menjadi suatu alunan musik yang sangat menyejukkan hati dan menambah semangat suasana malam di obyek wisata tersebut.
Proyek kolaborasi yang diinisasi oleh Spektakel bekerja sama dengan komunitas Heartcorner yang juga mendapatkan dukungan dari Institut Prancis di Indonesia, Kedutaan Besar Prancis menyuguhkan tiga lagu dalam konser ini. Irama rancak Calung Banyumasan yang bersua nada atau nada jazzy modern yang berbungkus elektronik benar-benar membuat nyaman didengar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nada-nada cepat yang dimainkan band Jazz Osma terus diikuti dengan tabuhan alat musik Calung Banyumasan yang terdiri dari calung barung, calung penerus, klentem, ketuk bass atau gong dan kendang yang membuat penonton terus terkagum-kagum melihat penampilan keduanya.
Dilanjutkan dengan kolaborasi lagu kedua berjudul 'Baturraden' yang irama musik Calung Banyumasan sedikit kuat dipadukan dengan musik Jazz, kedua grup musik tersebut pun mampu mengimbangi semua nada-nadanya. Ditambah lagu ketiga yang lebih pada permainanan instrumen alat musik seksofon dan terompet yang diiringi musik Calung Banyumasan yangg juga diperkuat pada permainan kendangnya membuat para pengunjung makin terpana dengan penampilan tersebut.
"Hasil dari latihan akhirnya mereka bersepakat 3 lagu, karena waktu yang tidak cukup dari pada ngejar banyak lagu tapi tidak mateng akhirnya setelah beberapa kali latihan, dapatlah tiga lagu ini, dua lagu dari Kencana Laras, dan satu lagu dari Ozma. Jadi lagunya Kencana Laras direspon Ozma dan lagunya Ozma direspon Kencana Laras," kata CEO Spektakel, Dimas Jayasrana kepada wartawan usai pertunjukan kolaborasi.
Menurut dia, pertemuan dua musik terdisional dan modern tersebut hanya berlangsung selama kurang lebih 12 jam saja. Namun keduanya mampu menyajikan alunan musik yang sangat menarik, meskipun ini merupakan proyek pertama yang menyatukan musik Jazz dengan musik tradisional Calung Banyumasan.
Selain itu, yang mendasari pemilihan salah satu seni tradisional Banyumasan untuk dikolaborasikan dalam musik Jazz, dimana budaya Banyumasan mempunyai banyak warna serta lapisan. Namun sangat jarang para musisi untuk mengeksplorasi seni budaya Banyumasan, mereka lebih banyak tertarik berkolaborasi dengan seni tradisional dari Solo maupun Yogyakarta.
"Ini benar-benar awalan dari misi panjang kami untuk membangun Banyumas, khususnya Purwokerto sebagai kota, sebagai pusat kebudayaan. Saya berharap ini bisa menstimulasi teman-teman di Banyumas Raya bahwa kita bisa bikin projeck yang berkualitas, bahwa kita tidak perlu copy paste dari kota-kota lain, kita tidak perlu duplikasi dari bentuk bentuk yang ada, mungkin terlihat belum mateng, mungkin terlihat belum sempurna tapi itu proses dan tidak ada yang terjadi dalam satu malam," ujarnya.
Agus Priyatno, Ketua Calung Banyumasan Kencana Laras mengatakan jika sangat senang dan bangga dapat berkolaborasi dengan band Jazz asal Prancis tersebut. Selain perpaduan musik yang sangat jauh berbeda, kesulitan berkomunikasi ketika berlatih juga menjadi tantangan tersendiri yang saling mengisi diantara keduanya.
Namun demikian dengan komunikasi yang hanya menggunakan bahasa tubuh saat berlatih seperti, keduanya sukses menyajikan musik yang sangat menarik dan baru.
"Proses latihan kemarin itu boleh dikatakan susah ya susah dan mudah ya mudah, karena kita belum memahami bahasanya mereka, dan kita bisa saling mengisi dalam arti lagunya begini kita bisa menguasai dan dia juga bisa mengtuasai lagu-lagu dari saya. Proses demi proses latihan, lama kelamaan kira-kira dua kali ketemuan lancar dan alhamdulilah sukses malam ini bisa berhasil dengan baik," ungkapnya.
Band Jazz Ozma yang terbentuk sejak 2011 ini telah melakukan konser lebih dari 250 kali di 4 benua. Dalam album ke-6 Ozma, Welcome Home merupakan refleksi dari musik jazz saat ini yang bebas dengan segala jenis gaya musikal dan garapan musikal mereka selalu betransformasi mengikuti pengalaman-pengalaman artistik yang didapat.
Salah satu penonton, Dian Eriana mengatakan jika sejak awal dirinya mengaku penasaran untuk menyaksikan kolaborasi antara musik jazz dan musik calung Banyumasan. Bahkan dirinya sempat tidak yakin jika musik yang disajikan nantinya akan sangat bagus dan menarik, tapi setelah mendengar dan menyaksikan sendiri dirinya menilai jika ini merupakan kolaborasi yang sangat luar biasa dan dirinya sangat menikmatinya.
"Soalnya aku awalnya tidak yakin banget (kolaborasi jazz dan calung Banyumasan), dan ternyata antara jazz dan calung ini kolaborasi ajaib, keren banget, nikmatin banget dan bisa enjoy dengan kolaborasi itu," ucapnya. (dar/dar)