Lantas, berhasilkan upaya untuk menghapuskan sekat-sekat antar genre musik tersebut? Menurut sang Program Director, Kiki Aulia 'Ucup', usaha tersebut rupanya cukup berhasil.
Satu hal yang tidak diduga olehnya, menurutnya, Synchronize Fest tahun lalu telah berhasil membuat penonton musik indie rock, misalnya, mau untuk menonton dangdut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ucup berpendapat, menurutnya, bisa saja para pendengar musik tersebut penasaran dengan jenis musik lainnya. Akan tetapi, terkadang bisa saja ada rasa jaim atau jaga image.
"Karena itu, kami ngasih experience juga. Kaya lo nggak mungkin ngejar Soneta di gig-nya Soneta gitu. Kami hadirin Soneta di Synchronize biar lo nggak jaim nonton mereka. Kami ngasih experience yang ya never seen before," ujarnya.
Di Synchronize Fest tahun lalu, raja dangdut Rhoma Irama tampil bersama Soneta Band di panggung yang sama dengan Glenn Fredly, Sheila on 7, hingga Pure Saturday, musisi-musisi dari genre yang begitu berbeda, tampil di festival musik yang sama.
Pemandangan tak biasa tak hanya terjadi di panggung Soneta Band saja. Menurut Ucup ada banyak hal-hal mengejutkan yang ia lihat dari penonton Synchronize.
"Fansnya Soneta yang tahun lalu tuh nonton atau yang nonton Pengantar Minum Racun tiba-tiba nonton The Adams juga, aneh gitu. Fans nya Float tiba-tiba nonton The Kuda. Atau musisi tiba-tiba dia ngeliat band Bandung, namanya Heals," cerita Ucup. (srs/nu2)