Lagu Pengantar Kematian dan Tali Gantung Diri

Lagu Pengantar Kematian dan Tali Gantung Diri

Aryo Bhawono - detikHot
Sabtu, 22 Jul 2017 18:00 WIB
Foto: Ilustrasi detikHOT
Jakarta - Ada dua kesan terakhir yang ditinggalkan Samuel Marudut Sitompul pada malam 14 Oktober 1994. Pertama lantunan lagu 'The End' milik The Doors, kedua sekelumit masalah pengelolaan stasiun radio GMR Rock Station milik sang ayah.

Tubuh Marudut (Udut) ditemukan terbujur kaku keesokan harinya di kamar Krisna Sadrach, sesama musisi yang bergabung dengan band ber-genre progresive rock, Sucker Head. Karena tak ada penjelasan resmi ikhwal kematiannya, sejumlah teman dekatnya berkesimpulan dia meninggal dunia karena bunuh diri.


"Mungkin karena dia merasa tak ada orang yang mengerti dan didorong kegelisahan jiwa yang umum menimpa orang-orang eksentrik," tulis salah satu teman Udut, Husni I. Pohan dalam blognya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Udut, cukup kental bagi penggemar musik cadas di Bandung pada era 90-an. Ia duduk sebagai music director GMR Rock Station. Stasiun radio ini satu-satunya pemuas dahaga pecinta musik cadas. Tangan dinginnya-lah yang mengantar PAS Band sebagai pelopor band indie setelah ditolak berkali-kali oleh perusahaan rekaman. Tapi Udut tak sempat melihat band sentuhannya itu diterima oleh perusahaan rekaman major label, sebab maut keburu menjemputnya.

Beberapa bulan sebelum meninggal, teman-teman dekatnya melihat Udut yang eksentrik mulai berubah menjadi pemurung. Gairahnya untuk menggawangi musik cadas mulai menyurut selepas ayahnya, Erwin Sitompul, meninggal pada 27 Maret 1993. Ibunya, Ida Sitompul, mengambil alih peran sang ayah menjadi direktur GMR Rock Station dan mengikis gagasannya.

Bunuh diri pelakon musik di Indonesia disusul oleh manajer JKT48, Inao Jiro, pada 21 Maret 2017 lalu. Ia ditemukan tergantung di kamar mandi rumahnya, perumahan River Park, Jurang Mangu, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Pada 4 Maret 2017, JKT48 baru saja menggelar akushukai (handshake event) dan Inao Jiro terlihat bolak-balik di panggung. Karena itu polisi menduga Inao bunuh diri karena beban kerja berlebihan. "Motif karena beban kerja terlalu berat," ujar Kasubag Humas Polres Tangerang Selatan AKP Mansuri.

Jauh sebelum kedua anak muda itu mengakhiri hidupnya sendiri, pada 1980-an jagat hiburan di tanah air pernah dibuat heboh oleh aksi bunuh diri aktris senior, Marlia Hardi. Ia gantung diri dengan tali plastik di kusen pintu rumahnya. Padahal di setiap film dan drama di TVRI, perempuan kelahiran Magelang, 10 Maret 1927 itu selalu memerankan sosok ibu yang penuh pengertian dan sabar. Kala itu polisi menyimpulma Maria bunuh diri akibat terlilit utang arisan via telepon.


Dokter Andri, psikiater klinik psikosomatik di RS. Omni Alam Sutera menyatakan gangguan kejiwaan berupa depresi memiliki kecenderungan dorongan bunuh diri. Mereka biasanya menutup diri untuk menampilkan ketidakberdayaan akibat depresi. Tak aneh jika mereka terlihat tetap riang. Keputusasaan mereka pendam dalam-dalam.

"Yang harus diperhatikan oleh kita adalah jika ada teman, kerabat atau keluarga yang sebelumnya periang dan outgoing, tiba-tiba tertutup dan menarik diri, tidak ada lagi motivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Gejala ini sering ditemukan pada orang depresi," jelasnya. (ayo/mah)

Hide Ads