'Bersuara dari Jauh' dengan AriReda

'Bersuara dari Jauh' dengan AriReda

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Jumat, 24 Mar 2017 11:53 WIB
Foto: Yose Riandi / dok. AriReda
Jakarta - Duo folk AriReda resmi merilis album yang berisikan musikalisasi puisi dari karya Goenawan Mohamad, 'Suara dari Jauh'. Perilisan album mereka dibarengi dengan konser bertajuk serupa yang bertempat di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Kamis (23/3/2017) malam.

Meski pintu gedung pertunjukan baru dibuka pukul 19.30, akan tetapi sedari maghrib antrian panjang telah memenuhi bagian penukaran tiket. Sambil menunggu pintu terbuka, para penonton tampak melihat-lihat pemeran ilustrasi karya Goenawan Mohamad yang dipajang di sisi kanan gedung atau membeli merchandise dan CD yang dijajakan di sisi kiri.

Konser malam itu dibuka oleh penampilan dari Adrian Yunan. Personel band Efek Rumah Kaca itu membawakan beberapa buah lagu yang akan ada di proyek musik terbarunya, yakni 'Mainan', 'Mikrofon', dan 'Tak Ada Histeria'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Bersuara dari Jauh' dengan AriRedaFoto: Yose Riandi / dok. AriReda


Malam itu Adrian ditontonton oleh istri dan anaknya, Rindu. Rindu tampak ikut bernyanyi riang saat Adrian membawakan lagu 'Mainan'. Setelah Adrian Yunan turun panggung, tak lama setelahnya AriReda yang telah ditunggu-tunggu naik ke atas panggung.

Penampilan mereka malam hari itu dibagi menjadi dua babak. Di babak pertama, mereka belum membawakan lagu-lagu dari album 'Suara dari Jauh'.

Pada bagian ini, keduanya membuka penampilannya dengan musikalisasi puisi karuya Abdul Hadi WM, 'Engkau Menunggu Kemarau'. Tampil dengan minimalis, suara Reda terdengar begitu kuat tapi juga lembut dan menenangkan, sedangkan, gitar Ari Malibu, seperti yang selalu mereka suguhkan, terdengar begitu memukau.

Setelah membawakan musikalisasi puisi dari Toto Sudarto Bachtiar yang berjudul 'Gadis Peminta-minta', Ari dan Reda pun mulai menyapa penonton. Di babak itu, Reda banyak bercerita tentang perjalanan karier meraka. Tak lupa ia bercerita tentang orang-orang yang berpengaruh dalam karier mereka, salah satunya adalah Umar Muslim, penggubah dari sebagian besar lagu-lagu yang mereka bawakan.

'Bersuara dari Jauh' dengan AriRedaFoto: Yose Riandi / dok. AriReda


Mereka juga membawakan musikalisasi dari beberapa puisi karya Emha Ainun Nadjib. Tak lupa, di sesi ini, keduanya juga membawakan lagu 'Di Restoran' yang begitu dikenal oleh para pendengar mereka.

Saat akan memainkan lagu dari puisi karya Sapardi Djoko Damono itu, Ari memetik gitar memainkan intro dari lagu yang lain. Reda dengan tertawa mengatakan, "Jangan ya, di sini mainnya harus sesuai setlist." Rupanya keduanya tengah mengajak penonton untuk tertawa bersama.

"Lagu ini kami persembahkan untuk Sanjaya Rini yang sangat menyukai ilalang panjang," ujar mereka selepas lagu 'Di Restoran' usai dimainkan.

Setelah babak pertama dan waktu istirahat 10 menit yang diperuntukkan bagi penonton berakhir, panggung kembali terbuka. Saat tirau terbuka, sosok penyair Goenawan Mohamad berdiri di atas panggung.

'Bersuara dari Jauh' dengan AriRedaFoto: Yose Riandi / dok. AriReda


"Saya bersyukur saya tidak harus bernyanyi. Karena saya hanya bisa bernyanyi lagu 'Halo Halo Bandung'," selorohnya menyapa penonton. Ia pun mengatakan terima kasihnya kepada duo tersebut karena telah membuat puisi semakin dikenal oleh banyak orang.

"Walaupun tujuan penyair sebenarnya bukan untuk dikenal, barangkali itu bedanya puisi dengan sinetron. Bagi penyair, yang lebih penting adalah bila puisinya menjadi bagian dari hidup dan artikulasi pembacanya," katanya lagi.

Ia juga mengungkapkan, puisi sebenarnya sudah memiliki unsur bunyi dan musik. Baginya, AriReda telah menghidupkan kembali unsur tersebut dengan lebih baik lagi.

Babak kedua pun dibuka dengan musikalisasi puisi 'Orang di Katedral'. Dalam sesi ini, barulah AriReda membawakan lagu-lagu musikalisasi puisi karya Goenawan Mohamad.

Mereka juga banyak bercerita tentang proses pembuatan album ini. Mereka menyebutkan, bagaimana Umar Muslim juga memiliki peranan penting bagi album ini karena telah menggubah semua lagu.

'Bersuara dari Jauh' dengan AriRedaFoto: Yose Riandi / dok. AriReda


Mereka juga menyebut nama Felix Dass, manager mereka, Anton Gendel yang menjadi juru rekam saat mereka rekaman di Kua Etnika, The Secret Agents yang terdiri dari Keke Tumbuan dan Indra Ameng yang memotret mereka, serta Ruth Marbun yang memvisualisasikan artwork album mereka dan panggung mereka malam itu. "Saya ingin semua orang tahu sulitnya membuat album ini," kata Reda sambil tertawa.

Pada babak ini, mereka juga menyanyikan 'Senja pun Jadi Kecil, Kota pun Jadi Putih', 'Lagu Hujan', 'Surat Cinta', dan 'Z' yang menjadi lagu penutup dari sesi kedua malam itu.

Setelah lagu 'Z' dibawakan, seakan tak puas, penonton berteriak meminta mereka membawakan lagu lagi.

'Bersuara dari Jauh' dengan AriRedaFoto: Yose Riandi / dok. AriReda


Membuka sesi encore, mereka bercerita bahwa mereka terlibat dalam sebuah kegiatan sosial dimana mereka mengajar musik untuk anak-anak di Menteng Tenggulun. "Mereka namanya Tenggulun Choir, seharusnya mereka ada di sini. Tapi apa daya ini musim ternyata musim ulangan umum," kata Reda.

Keduanya pun membawakan lagu 'Gadis Kecil' yang mereka bilang seharusnya mereka bawakan bersama dengan anak-anak dari Menteng Tenggulun tersebut.

Dua lagu berikutnya di sesi encore pun sukses membuat penonton di seisi ruangan ikut hanyut dan bernyanyi. Lagu tersebut adalah musikalisasi puisi karya Sapardi Djoko Damono, 'Hujan Bulan Juni' dan 'Aku Ingin'.

Konser pun ditutup oleh tepukan tangan meriah yang terdengar di seisi ruangan.


(srs/mmu)

Hide Ads