Tanggal tersebut dipilih karena merupakan hari lahir dari Wage Rudolf Supratman yang merupakan pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Menjelang hari musik dirayakan, tak ada salahnya kita berefleksi, bagaimana wajah musik Indonesia saat ini?
Industri musik Indonesia saat ini adalah industri yang terus hidup dan bergerak. Seperti lazimnya industri lain yang hidup dan bergerak, tentunya tetap ada beberapa permasalahan dan kegelisahan yang dialami, baik oleh pelakunya, maupun penikmatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian bunyi-bunyian musik cadas yang dihasilkan oleh distorsi gitar pun tak pernah padam. Beberapa nama band mencuat disepanjang tahun, baik nama baru atau pun pemain lama yang muncul sejak awal dekade 2000an dan kembali mengeluarkan album.
Dari pojok yang lain, syair-syair puitis dan musik syahdu bernuansa folk pun menjadi angin segar yang berjaya pada segmennya sendiri di tahun ini. Yang tak boleh terlewat dari radar adalah fenomena musik rap dan hiphop di Tanah Air yang kembali mencuat setelah sempat naik daun di eranya pada tahun 90an silam.
Adanya sosial media membuat siapa pun dapat menjadi musisi dan mengekspresikan diri melalui karya musiknya. Sebut saja platform SoundCloud atau YouTube yang terbukti menelurkan berbagai musisi yang kini karyanya beredar luas dan kita nikmati.
Akan tetapi, bak dua sisi mata uang, adanya media sosial yang dapat diakses siapapun membuat kurangnya filterisasi dari musik yang beredar. Beberapa musisi yang lahir dari internet ini justru menulis lagu dengan lirik-lirik yang dapat dibilang tak memerdulikan fakta bahwa siapapun dapat mengakses musik mereka.
Tak hanya itu, adanya digitalisasi musik juga membawa dampak ganda. Di satu sisi, musik menjadi lebih mudah diakses seiring dengan perkembangan jaman, di sisi lain, hal ini turut berdampak pada merosotnya angka penjualan rilisan fisik. Meski demikian, bagi beberapa orang, rilisan fisik yang dapat dikoleksi masih memiliki pasar di segmennya sendiri.
Hal yang cukup mengejutkan, meski pun begitu banyak media yang dapat digunakan untuk menyebarkan musik, akan tetapi banyak pelaku industri yang malah merasa kurang panggung. Fakta bahwa tak adanya lagi kanal televisi yang khusus diperuntukan untuk menyiarkan musik atau berkurangnya acara musik di televisi menjadi indikator utama kurangnya panggung bagi para pelaku.
Atau, maraknya konser dan festival musik yang ada justru membuat beberapa orang dengan mudahnya melewatkan begitu saja penampilan musisi idola dengan anggapan, akan masih ada banyak waktu untuk menyaksikan mereka. Masih ingat betapa bersemangatnya kita ketika satu musisi yang kita sukai mengadakan konser atau tampil di salah satu festival musik, bukan?
Sebagai industri yang terus berkembang, berbagai permasalahan pun berjalan beriringan mengikuti perkembangannya. Setiap perubahan, tentunya membawa dua dampak, negatif dan positif.
Jadi, menurutmu, bagaimana wajah musik Tanah Air hari ini? (srs/dar)