Sedangkan, Reda menyebut bahwa puisi 'Pada Suatu Hari Nanti' karya Sapardi Djoko Damono adalah kesukaannya.
"Pertama kali saya menyanyikannya, yang saya ingat hanya melodinya aja, bagian ini syairnya ini. Tapi belakangan ini, setiap saya merasa itu, aduh gila, ini jadi puisi yang berat banget buat saya. Karena saya jadi masuk banget, saya jadi sangat memahami maknanya," ungkap Reda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain 'Pada Suatu Hari Nanti', Reda menyebut 'Di Restoran' karya Sapardi juga menjadi puisi yang begitu mengena di hatinya. "Favorit banyak orang itu," timpal Ari.
"Setelah baca itu, di restoran kita tuh justru sedang memakan rasa yang sakit. Itu kan berat banget loh," ujar Reda.
Ia menyambung, "Sementara orang denger judulnya 'Di Restoran'. Saya ngebayangin kalau di film tuh cuma ada dua orang, duduk, terus don't know what to say, but there's something so painful." (srs/mmu)











































