Dedikasi Pegawai yang Membuat Lokananta Tetap Hidup

Dedikasi Pegawai yang Membuat Lokananta Tetap Hidup

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Jumat, 27 Jan 2017 18:27 WIB
Foto: Saras/ detikHOT
Jakarta - Sebagai perusahaan rekaman tertua di Indonesia, Lokananta pernah mengalami pasang surut. Lokananta sempat mengalami keterpurukkan di era 90an.

Di era itu, pembajakan akan rilisan fisik mulai banyak terjadi. Pembajakan cukup menghantam stabilitas industri musik Nasional.

Akan tetapi, titik terendah Lokananta terjadi ketika Departemen Penerangan dibubarkan pada era pemerintahan Gus Dur. Dalam acara bedah buku 'Lokananta' yang bertajuk 'Tribute to Lokananta', Kepala Lokananta, Miftah Zubir memaparkan bahwa ada segelintir orang yang tetap bertahan untuk merawat Lokananta sebagai aset budaya negara di masa-masa sulit tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau masalah penjaga nyawa, justru bapak ibu pegawai Lokananta-lah yang pantas disebut sebagai penjaga nyawa. Bapak ibu yang bekerja di situ tetap bertahan di sana meski pun waktu itu nggak terima gaji. Mereka tetap menjaga aset budaya yang ada di sana," ujar Miftah.

Miftah baru bergabung dengan Lokananta pada Februari 2015 lalu. Kini, Lokananta tengah menata kembali dan perlahan meramu ulang posisi serta strategi bisnisnya agar dapat kembali berjalan produktif.

Miftah juga memaparkan bahwa Lokananta kini tengah memasuki babak baru. "Mulai dari 2012, kita rutin ikut dalam Records Store Day," ujar Miftah.

"Kita pun mulai membenahi pengarsipan. Kalau dulu berantakan, sekarang diurutkan berdasarkan kategori," tambahnya.

Hingga kini, setidaknya ada tak kurang dari 30.000 keping piringan hitam dan 5.000 keping master rekaman berada di Lokananta. Lokananta juga memiliki mixer langka seperti yang dimiliki oleh BBC. (srs/tia)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads