Akan tetapi, rupanya ada isu lain yang meliputi gelaran Grammy di tiap tahunnya. Terlebih, di era digital kini, saluran musik streaming tengah menjadi primadona.
Kepala Advokasi dan Relasi Indurstri dari The Recording Academy, Daryl Friedman, mengatakan, "Dua tahun ini akan menjadi tahun-tahun yang sangat penting dari dekade mengenai bagaimana para pencipta musik dibayar."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembayaran Penulis Lagu
|
Foto: Kevork Djansezian/Getty Images
|
Isu ini adalah isu legal mengenai apa yang diterima oleh pencipta lagu ketika lagu yang mereka buat digunakan dalam album, diunduh, dan didengarkan secara streaming.
Hukum yang berlaku kini diatur oleh American Society of Composers, Authors and Publishers (ASCAP) dan Broadcast Music, Inc. (BMI) yang menurut beberapa orang membatasi kekuatan mereka untuk bernegosiasi. Para pencipta lagu menginginkan batasan yang membuat mereka dapat bernegosiasi mengenai pasar bebas dalam dekrit persetujuan.
Apa yang ditulis oleh The Songwriters Equity Act memang tidak diluluskan, namun ide tersebut dapat menjadi bagian dari proses pembaharuan hak cipta.
Celah Nilai
|
Foto: REUTERS/Mario Anzuoni
|
Berbeda halnya dengan aplikasi streaming musik, misalnya Spotify, yang harus mendapatkan lisensi dari setiap label untuk dapat menyiarkan lagu-lagu.
Perkara Radio
|
Foto: internet
|
"Ini adalah satu-satunya hal dalam perekonomian Amerika dimana kalian dapat menggunakan karya intelektual orang lain tanpa izin dan kompensasi," ujar Friedman. "Hal ini merupakan penghinaan bagi pencipta lagu," sambungnya.
Halaman 2 dari 4











































