Konser Avril Lavigne: Antara Pesona & Popularitas
Selasa, 05 Apr 2005 00:17 WIB

Jakarta - Avril Lavigne gitu lho! Siapa sih anak muda jaman sekarang yang nggak kenal. Dengan pesona dan nama yang sudah mendunia konser Avril, Senin (4/4/2005) tetap mengundang histeria walau Avril terkesan cuek aja. Dalam rangkaian Bonez Tour 2005, Indonesia adalah salah satu negara yang dipilih Avril untuk menggelar aksinya. Dengan tembang-tembang andalan macam "Skater Boy", "Im With You", "Complicated", dan "Forgotten" nama Avril langsung melejit sebagai salah satu selebriti muda dunia. Tak hanya sebagai ikon musik, ketika menelorkan debut hitsnya "Skater Boy", gaya berpakaian Avril juga langsung menjadi identitas anak muda yang mengusung tinggi nilai "kebebasan". Di Indonesia sendiri, gaya berpakaian t shirt dengan dasi dan sepatu skate itu juga sempat memenuhi berbagai mal sebagai tempat hang out paling jamak anak muda saat ini. Kebebasan, nilai itu juga yang diusung Avril dalam pencitraan dirinya. Dengan gaya urakan, mulai dari aksi panggung sampai keseharian Avril memang terkesan mencerminkan kebebasan berpekspresi gadis berusia 19 tahun itu. Karena itu, tak heran jika rocker muda tersebut dijadikan panutan para remaja yang juga sama-sama sedang mencari identitas."Senang sekali bisa menjadi panutan. Sepertinya hebat sekali. Seringkali saya bertemu orang tua yang mengatakan anaknya sangat mengikuti saya. Well, saya senang mendengar hal itu," ujar Avril di Jakarta. Nilai kebebasan itu juga yang terlihat di konser Avril malam ini, di Tennis Indoor Senayan. Ditunggu oleh sekitar 3500 penggemarnya Avril membuka penampilannya dengan tembang "He wasnt". Tampil dengan kaus kutung berwarna hitam bertuliskan "Freedom", cewek asal Canada tersebut mampu memancing histeria penonton. Belum reda histeria penonton bisa menyaksikan langsung Avril di depan mata, cewek kelahiran 27 September 1984 itu langsung mengumandangkan "Happy Ending", hits ngetop miliknya di lagu kedua. Bisa dipastikan hampir seluruh penonton muda di Tennis Indoor hapal benar lagu ini. Penonton muda yang hafal pastinya langsung menyanyikan lagu ini, sedangkan para orang tua yang mengantar hanya bisa duduk tenang sambil menyaksikan ulah anak-anaknya dibawah "sihiran" pesona Avril. Kepiawaian Avril dalam memainkan alat musik juga tak disembunyikannya dalam konser ini. Selain bermain gitar seperti sering dilakukannya, Avril juga beraksi dibalik piano dalam lagu "Together" dan "Forgotten". Belum cukup unjuk kebolehan dibalik gitar dan piano, Avril juga memperagakan bakatnya dalam menggebuk drum. Lagu yang dipilihnya adalah "Song 2" milik band alternatif, Blur. Penonton yang sedari tadi memang doyan jingkrak-jingkrak semakin panas pada lagu yang dimainkannya menjelang akhir acara. Sepanjang konser walau Avril terkesan "dingin" dan pelit bicara, para penonton yang didominasi kaum muda itu tetap semangat berjingkrak-jingkrak dan mengikuti konser sampai tuntas. Tak masalah apakah Avril menyapa mereka atau tidak, yang penting mereka sudah terbius dibawah pesona Avril Lavigne yang namanya memang sudah mendunia dan menjadi salah satu ikon "kebebasan" versi para remaja. Tentang lagu juga yang banyak dihafal penonton kebanyakan hanya hits macam Happy Ending", "Skater Boy", "Im With You", ataupun "Complicated". Di luar itu, penonton kebanyakan hanya manggut-manggut atau meloncat kecil seperti layaknya menonton pertunjukan rock. Intinya, menonton Avril Lavigne yang kodang itu sudah merupakan salah satu kebanggan dan pengalaman tersendiri. "Kita semua memang nge fans banget sama Avril, mulai dari gayanya sampai lagunya. Walaupun nggak hafal semua sih... hehehehee. Makanya kita janjian supaya nonton semua. Dari jauh hari udah pada lobi orang tua masing-masing," ujar Gita, pelajar kelas 2 SMP bersama 7 orang teman sekelasnya. Jika dilihat dari sisi tata cahaya, konser Avril juga tak banyak berbeda dari konser-konser lainnya. Permintaan Avril untuk disediakan tata cahaya sebesar 200 ribu watt juga tak terlalu memukau mata penonton. Nah, yang justru sedikit berbeda adalah kualitas suara dari konser ini utamanya vokal Avril Lavigne. Sejak awal hingga akhir konser, mau sambil melompat atau duduk tenang Avril hampir tak pernah kehilangan kontrol suaranya. Nada tinggi atau rendah semua dijabaninya. Di atas panggung tersedia 20 amplifier berbagai fungsi boyongan Avril untuk mendukung penampilannya. Apakah Avril menggunakan efek khusus?"Semua amplifier dan alat musik dia bawa sendiri. Kita hanya sediain speaker. Tentang efek, mungkin saja dia menggunakan itu. Tentang sound memang pihak Avril yang urus semua. Tapi kalau pakai efek-efek itu sudah biasa untuk penyanyi-penyanyi. Tapi tentang jenisnya saya tidak tahu," terang Yuan, staff Java Musikindo yang mengurusi masalah produksi. Konser yang menyanyikan 20 lagu ini berakhir sekitar pukul 22:00. Dari kontrak dengan Java Musikindo yang dijadwalkan berlangsung 90 menit, Avril merampungkan aksinya di menit ke 75. Minimnya komunikasi dengan penonton membuat pertunjukan ini cepat berlalu. Namun demikian penonton muda yang pulang dari konser ini tetap dengan wajah berseri-seri, yang penting mereka telah menyaksikan langsung pujaan dan panutan mereka tampil live di depan mata. Avril Lavigne gitu lho! (fta/)