Slankers, para penggemar Slank sudah lama tersohor karena loyalitasnya. Dukungan mereka untuk idola sama sekali bukan main-main sejak Slank berdiri 33 tahun lalu.
Kunjungan Kaka Cs ke Atambua, NTT pada Selasa (31/5) kemarin dalam rangka 'Konser Indonesia Perbatasan: Membangun Indonesia dari Perbatasan', menambah panjang buktinya. Bersama dengan puluhan ribu warga Atambua dan sekitarnya, detikHOT menjadi saksi atas kepahlawanan penampilan Slank di Lapangan Umum Simpang Lima.
Bicara soal loyalitas, Slankers Atambua punya catatan penting. Mereka ternyata telah mengadopsi markas besar Slank di Gang Potlot, Kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan ke Atambua.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gang ini kita dirikan dari tahun 2003. Di sini banyak aktivitas musik juga, ada tari-tarian juga. Kita juga sudah kasih tahu ke Bunda (Bunda Iffet)," ujar Ketua Slankers Atambua, Ray saat ditemui detikHOT di depan lobi hotel, Rabu (1/6/2016).
"Kami yang paling konsisten di NTT. Sekarang juga kalau kirim apa-apa, alamatnya sudah pakai yang Gang Potlot itu," timpal rekannya, Riki. Pagi tadi, mereka sedang menunggu para personel Slank untuk memberikan bingkisan cendera mata.
Saat konser kemarin, Slank pun meresmikan hadirnya Gang Potlot di Atambua. Mereka mengundang perwakilan Slankers naik ke atas panggung untuk sekaligus menerima sertifikat komunitas Slankers.
"Saya sudah tahu ada Gang Potlot di sini. Tapi belum sempat ke sana, mungkin nanti," komentar Kaka ketika ditanya detikHOT di perjalanan pulang ke Jakarta.
Selain peresmian tadi, di atas panggung juga band pelantun 'Slank Nggak Ada Matinya' itu menandatangani 'Prasasti Konser Perbatasan'. Bersama dengan Bupati Kapubaten Belu, Willy Lay, Slank melepas burung merpati sebagai simbol perdamaian.