Rantai makanan industri musik dunia sudah maju lagi satu langkah. Penjualan musik melalui toko fisik dimakan penjualan musik digital melalui situs download. Musik download kemudian perlahan dilahap oleh musik streaming.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat industri musik dunia, Mark Mulligan sudah sekitar dua tahun lalu bicara soal hal tersebut. Mulligan menyebutnya musik streaming (Spotify, YouTube/VEVO, Google Play, SoundCloud, Beats/Apple Music, MediaNet, Rhapsody, Xbox Music dan lain-lain) melakukan kanibalisasi kepada rekan sejawatnya dari dunia digital, musik download.
Dikutip detikHOT dari The Guardian, Jumat (13/5/2016), masalah ini lebih dari sekedar 'Spotify up, iTunes down'. Ada unsur tren dan tentunya biaya yang lebih murah, yang pastinya menyedot lebih banyak orang.
![]() |
Data lebih hebat lagi terjadi khusus di Benua Amerika, menurut Recording Industry Association of America (RIAA), ada 317,2 miliar lagu dan video yang di-streaming tahun 2015. Sementara untuk unduh, hanya 1,07 miliar lagu dan video.
![]() |
Lagi-lagi menurut RIAA, di negeri Paman Sam perbandingan pendapatan antara keduanya tak berbeda jauh. Layanan musik download meraup USD 2,32 miliar, sedangkan musik streaming untung USD 1,6 miliar.
![]() |
"Setiap generasi baru dari sebuah era musik, pasti akan membunuh generasi lamanya. Apple dengan layanannya mencuri pelanggan dari para toko CD dan Amazon. Sekarang, Spotify dan kawan-kawan melakukan hal yang sama kepada Apple," ujar Mulligan.