Soal Kerjasama ASIRI dan Pembajak, Buluk 'Superglad' Serahkan Pada Pembeli

Menolak Lupa Pembajakan Musik Indonesia

Soal Kerjasama ASIRI dan Pembajak, Buluk 'Superglad' Serahkan Pada Pembeli

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Jumat, 11 Mar 2016 19:00 WIB
Foto: Istimewa/ Berbagai sumber
Jakarta - Beragam respon muncul terkait kerjasama Asosiasi Industri Rekamana Indonesia (ASIRI) dengan lima pabrik pembajak. Salah satunya dari vokalis band punk rock Superglad, Lukman Laksamana alias Buluk.

Buluk punya pendapat sendiri terkait hal tersebut. Baginya keputusan 'berteman' dengan pembajak tidak sepenuhnya salah.

"Selama ini gue dan anak-anak Superglad Alhamdulillah tidak terlalu pusing dengan itu. Bisa dibilang pasrah. Karena pembajakan tidak bisa dilarang," buka Buluk ketika dijumpai detikHOT di Kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Jumat (11/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya gini, Superglad itu punya official merchandise. Tapi ketika fans di mana gitu bikin sendiri, kita juga nggak bisa larang. Karena pada akhirnya toh mereka beli juga yang asli. Kaya CD juga, kalau mereka beli yang bajakan atau free download, so far mereka juga beli yang aslinya," tambah Buluk.

Selain itu, Superglad yang dasarnya adalah band independent, merasa punya cukup kekuatan dari fans yang membuat mereka tak perlu mencemaskan hal-hal terkait pembajakan.

"Untuk band-band atau musisi indie kaya Superglad yang punya fans loyal, die hard fans, hampir nggak jadi masalah. Mungkin mereka yang ketakutan adalah musisi yang memang berharap hanya pada CD asli saja," tutur musisi lulusan sekolah musik di Australia itu.

Malahan, Buluk cenderung pesimis meskipun ASIRI sudah menerbitkan produk baru hasil kerjasamanya, yang diberi nama VCD Superekonomis. VCD berisi 18 lagu yang dijual Rp 7 ribu.

"Gue sih pesimis pembajakan bisa hilang dengan kebijakan itu. Sekarang CD bajakan yang harganya goceng (Rp 5 ribu) aja nggak laku kok. Karena sekarang semua sudah digital, ada banyak situs free download di mana-mana, ada layanan streaming music juga," tegasnya.

"Makanya semua tergantung pembeli. Kalau harganya murah dan legal ya nggak ada masalah, yang pasti kualitasnya turun. Jadi pilih, mau beli album yang kualitas dan artwork yang bagus atau tidak," pungkasnya. (mif/fk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads