Erwin Gutawa Anggap ASIRI Frustrasi

Menolak Lupa Pembajakan Musik Indonesia

Erwin Gutawa Anggap ASIRI Frustrasi

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Jumat, 11 Mar 2016 13:29 WIB
Foto: detikFOTO
Jakarta - Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) baru saja menjalankan kebijakan baru mengenai penanganan pembajakan musik Indonesia. Pro dan kontra pun menguak di kalangan para seniman musik.

Sebagai salah satu subyek yang terkena dampak langsung, para musisi berhak setuju atau melawan. Apakah benar, produk VCD Superekonomis hasil kolaborasi ASIRI dan produsen pembajakan justru bisa menghentikan pembajakan itu sendiri?

"Oh iya? Gue nggak tahu ada kerja sama itu? Kok nggak ditangkap saja sekalian (pembajaknya)," celetuk komposer ulung Erwin Gutawa dengan gaya terkejut ketika ditanya detikHOT mengenai hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikHOT menjelaskan lebih rinci tentang kerja sama tersebut. Termasuk memberi tahu bahwa VCD Superekonomis itu akan diisi maksimal 18 lagu yang sudah disetujui label rekaman, yang dijual di pasaran dengan harga Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu per keping. Angka itu kemudian diserahkan kepada ASIRI untuk kemudian dibagi kepada label dan musisi di dalam VCD tersebut.

"Dalam konteks seniman, gue melihat ini sebagai bentuk frustasi ASIRI. Kita tahu ASIRI itu mencoba banget memberantas pembajakan, mungkin sudah mentok, mungkin juga ASIRI nggak tahu lagi mau ngapain. Mereka sudah melalukan sweeping tapi besoknya ada lagi, ada lagi," ujar Erwin.

"Dan dari kacamata gue, sepertinya kebijakan ini hanya bisa menyelesaikan permasalahan di bidang ekonominya saja. Tapi ya nggak bisa disalahkan juga, karena ASIRI anggotanya pengusaha, record company. Ya kalau pengusaha begitu, urusan bisnis itu memakan porsi besar dalam pembicaraan mereka, mereka berbisnis dalam konteks kesenian," sambung Erwin lagi.

Walaupun tidak menerimanya, musisi yang sudah aktif sejak dekade 90-an itu mencoba berpikiran positif.

"Ya positive thinking saja. ASIRI itu kan lembaga, ketika dia mengambil satu tindakan atau kebijakan, gue yakin sudah dirumuskan dan meeting ke mana-mana. Kita berharap begitu. Karena bagaimanapun, ASIRI itu jadi lembaga besar di musik nasional," tutur pimpinan Erwin Gutawa Orchestra itu.

"Kalau nggak mau ngikutin, gampang. Nggak usah jadi anggota ASIRI saja," tutupnya seraya tertawa. (mif/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads