Mereka bergabung untuk menghasilkan VCD Karaoke Superekonomis. Di mana dengan harga Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu, penikmat musik bisa berkaraoke 18 lagu.
Ketentuannya adalah dari satu VCD Karaoke Superekonomis harus diisi dengan label yang sama. Hal itu pun memungkinkan ada lebih satu nama musisi yang muncul di VCD Karaoke Superekonomis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaannya adalah bagaimana soal pembagian royaltinya? Apakah cukup dengan harga yang superekonomis setiap orang yang berhak di VCD itu bisa menerima royalti dengan baik?
General Manager ASIRI, Ventha Lesmana mencoba menjawab pertanyaan itu kepada detikHOT. Ventha mengaku sempat ada perdebatan dan pemikiran panjang soal royalti dan hak cipta itu.
"Kita serahkan ke label semuanya. Tapi kita jamin pendapatan dari VCD itu bisa terbagi dengan baik. Ya hitungannya kalau terjual banyak bisa dapat besar ya tapi kalau sedikit itu risiko," ungkap Ventha.
"Dari label dan pencipta pasti punya pembagian. Misal satu lagi dibayar X rupiah, ke pencipta X rupiah pasti ada di kontrak rekaman juga," sambungnya.
ASIRI pun seperti sadar dengan kekhawatiran yang ada. Hingga ASIRI menjamin tak ada yang salah dari kerja sama antara mereka dan para 'mantan' produsen CD bajakan.
"Semua harus dari acc ASIRI. Jadi mereka akan kasih report berapa yang dijual dan diproduksi. Semuanya kita tahu," tegasnya.
Selain bekerja sama dengan produsennya, ASIRI juga memanfaatkan distributor CD bajakan untuk distribusi VCD Karaoke Superekonomis. Nah lho? Bagaimana caranya? Simak terus detikHOT untuk tahu seperti apa!
(fk/mmu)











































