Bukan karena celetukan-celetukan miring acaranya atau kesalahan fatal penyelenggara. Melainkan ada dua musisi jazz kawakan yang meninggal bersamaan dengan perhelatan tersebut.
Tahun lalu, gitaris Yeppy Romero terkena serangan jantung usai naik panggung. Di perjalanan menuju rumah sakit, gitaris 50 tahun yang juga menjabat Assitant to Chairman of Java Jazz Festival Musical Instrument 2005-2008 itu meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telah berpulang ke Rumah Bapa: Eugene Lodewijk Willem Maulana (Ireng Maulana). Jenazah disemayamkan di RD Dharmais Ruang Kunzite - Lazulite lantai 2," ujar Nova, pihak manajemen Lea Simanjuntak lewat pesan yang diterima detikHOT.
Ireng Maulana menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (6/3/2016) pukul 00.25 WIB di usia 71 tahun. Om Ireng--sapaan akrabnya--meninggal dunia diduga karena penyakit jantung.
"Kelihatannya jantung, pak Ireng kan sudah pernah stroke. Lalu kemudian mungkin beberapa hari ini ada (dirawat) di Rumah Sakit Harapan Kita," ujar pengamat musik Bens Leo saat dihubungi detikHOT.
Tahun ini, namanya memang tidak didaulat bermain di JJF 2016. Akan tetapi, jasanya untuk musik jazz sejak dekade 60-an tentulah tidak akan dilupakan.
Adik musisi Kiboud Maulana itu tercatat sempat bergabung dengan grup musik Gelora Samudra yang dianggap sebagai batu loncatan kariernya. Tak berapa lama, bersama Bing Slamet, Idris Sardi dan Eddy Tulis, dia mendirikan band Eka Sapta.
Di akhir 70-an, ambisi Ireng semakin terlihat lewat super group bernama Ireng Maulana All Stars yang dihuni Benny Likumahuwa, Hendra Wijaya, Maryono, Benny Mustapha, Karim Tes dan Roni. Sampai puncaknya adalah peresmian Ireng Maulana Associates dan gelaran jazz miliknya sendiri, Jakarta Jazz Festival. (mif/kak)