.webp)
Kesadaran penonton sepertinya tak kunjung terbangun. Sekalipun acara tersebut bertaraf internasional dengan harga tiket yang lumayan tinggi.
Demi mencapai kebersihan maksimal, festival jazz terbesar di Asia Tenggara, Java Jazz Festival (JJF) melancarkan terobosan. Di tahun ke-12 kali ini, JJF 2016 meminta dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampaikan kepada semua penikmat jazz, supaya mendorong untuk mengurangi sampah. Fresh jazz dengan mengurangi sampah. Ditambah lagi, JJF 2016 mengusung budaya Toraja sebagai tema utama yang mencerminkan lingkungan hidup Indonesia," jelas Kepala Biro Humas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Novrizal, saat jumpa pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).
Seruan 'Less Waste More Jazz' dijunjung tinggi demi terlaksananya kerjasama tersebut. Sebagai bentu nyata, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan siap menyediakan tambahan tempat sampah dengan berbagai kategori.
"Kami akan membantu pasokan tempat sampah yang tersedia di lokasi. Dan kami jamin, semua sampah yang masuk tidak akan mencemari lingkungan," tegas Novrizal lagi.
Selain pihak kementrian, JJF 2016 juga bekerjasama dengan Trans Corp sebagai media. Ditambah, ratusan jajaran kepolisian yang siap mengamankan jalannya acara selama tiga hari, 4-6 Maret besok di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Untuk pertama kalinya kami didukung penuh mulai dari kepolisian, kementrian juga sponsor-sponsor. Dan untuk pertama kalinya juga kami bekerjasama dengan Trans Corp. Karena tahun ini, tantangan kami adalah bagaimana acara ini tetap berjalan sekaligus menyatakan Indonesia aman," tegas President Directur Java Festival Production, Dewi Gontha, selaku perwakilan penyelenggara.
"Polda Metro Jaya menjamin akan mengamankan seluruh rangkaian acara, baik tempat, waktu, pemusik dan seluruh kegiatannya. Kami melibat 570 personel yang kami bagi empat ring pengamanan," tutup Kapolres Jakarta Pusat, Hendro Pranowo. (mif/nu2)
