JTR, dari Swedia Menuju Dunia

JTR, dari Swedia Menuju Dunia

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Senin, 25 Jan 2016 12:32 WIB
JTR, dari Swedia Menuju Dunia
JTR (ki-Ka: John, Tom dan Robin) / Foto: M. Iqbal Fazarullah Harahap
Jakarta -

Pemusik-pemusik baru tumbuh tiap saat, menampilkan rasa lain yang meramaikan panggung musik dunia. Seperti JTR yang jauh-jauh melancong dari Swedia.

John Andreasson (25), Tom Lundback (born 23) dan Robin Lundback (22), kakak-beradik yang mencoba peruntungan di dunia musik dengan nama panggung JTR. Namanya sudah cukup dikenal di Swedia dan Australia berkat keikutsertaan di ajang 'The X-Factor Australia' 2013 lalu.

Dengan semangat positif, JTR menyambangi Asia, termasuk Jakarta untuk memperkenalkan diri. detikHOT berkesempatan melakukan wawancara singkat bersama JTR untuk mengetahui lebih dalam siapa mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami adalah kakak-beradik dari Swedia, kami tumbuh dari keluarga yang musikal. Kami sering jamming sesama anggota keluarga di rumah, kami juga menempuh pendidikan musik masing-masing, tapi menulis lagu bersama sepulang sekolah," buka John pagi itu saat berbincang di Hotel Morissey, Menteng, Jakarta Pusat.

Perlu diketahui, John adalah penggemar musik-musik John Mayer dan Jack Johnson. Sedangkan Tom lebih menikmati Justin Biber serta One Direction. Dan si bungus Robin justru lebih ke arah hip-hop Inggris.

"Terserah kalian ingin menyebut kami apa, band atau boyband. Yang penting, saat ini kami bisa memainkan musik yang tulis dan buat sendiri. Kami senang menyebut genre kami dengan nama accoustic rhythm pop," timpal saudaraya, Tom.

Soal keluarga kandungnya yang juga pemusik, sayang JTR tak mau bicara lebih lanjut. Mereka sepertinya ingin menyembunyikan itu agar publik tidak langsung menghakimi. Akan tetapi, setelah ditelusuri detikHOT, John, Tom dan Robin ternyata anak tiri dari Hayden Bell, A&R Sony Music Asia.

"Ayah kami tidak terlalu ikut campur. Kalaupun membantu, tidak dalam kapasitas seorang pemusik, tapi lebih seperti ayah dan anak. Kecuali ibu kami, dia membantu secara teknis. Ibu kami membantu menulis beberapa lagu. Jadinya ya seperti family music camp," seloroh Tom seraya tertawa.

Dalam berbagai video klip dan aksi panggung, JTR menampilkan aksi dimana seluruh personelnya bernyanyi. Ditambah, John yang kadang-kadang bermain gitar. Meski pendatang baru, JTR yakin mereka punya hal spesial yang menjadi pembeda dari grup lainnya.

JTR di Hotel Morissey, Jakarta



"Spesialnya adalah Kami menulis lagu kami sendiri, kami pun menciptakan musik kami sendiri dan kami bersaudara. Tapi ya, lagipula kami bukan ingin menjadi grup populer dan penuh ketenaran. Lebih ingin menyebarkan hal positif kepada mereka yang mendengarkan musik JTR. Kami ingin membantu orang lewat musik," jelas Robin bijaksana.

Saat ini, trio penggila Ed Sheeran itu sudah meluncurkan debut albumnya yang diberi nama 'Touhcdown'. Album tersebut terdiri dari dua versi, pertama adalah versi Amerika, Australia dan Eropa yang memuat 14 lagu, sedangkan versi lainnya khusus Asia dimana ada 21 lagu.

"Album kami lebih terasa seperti pop swedia. Kalau ditanya kenapa lagunya lebih banyak di Asia, karena kami ingin mengenalkan JTR yang berbeda untuk Asia, itu kenapa kami menambah lagu kami menjadi 21. Kami ingin pendengar kami di Asia mengenal JTR seutuhnya. Lagu berjudul 'Centre of Everywhere' adalah single terbaru di album versi Asia," tutur Tom.

Setelah ngobrol-ngobrol tadi, JTR pun mengibur dengan bermain akustik lagu 'Centre of Everywhere'. Suara mereka yang penuh percaya diri dan luwes menjadi pertanda bahwa keputusan mereka terjun di kancah musik bukan sekedar keberuntungan garis keturunan, tapi kesungguhan hati.

"Kami berharap nantinya bisa kembali lagi ke Indonesia dan menggelar pertunjukan di sini. Bersama seluruh kru dan band dengan matang. Sekarang, Indonesia nikmati dulu album kami," pungkas Tom disambut senyum dua rekannya.


(mif/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads