Ada banyak fakta-fakta seru yang secara tegas membantah asumsi tutupnya toko-toko musik seperti Disc Tarra, Aquarius dan lainnya. Seperti yang terjadi di toko musik bernama Monka Magic.
Berada di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Monka Magic berdiri tegak dan cenderung menantang sejak 2010. Di tengah terpaan dunia digital, secara khusus mereka menjual hanya piringan hitam. Menurut Monka Magic, beberapa tahun terakhir justru adalah era kebangkitannya.
detikHOT yang melakukan penelusuran bertemu dengan dua orang penting di Monka Magic. Ada Arif yang menjabat sebagai manajer toko dan Fadli di bagian operasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedangkan toko-toko musik besar kan lebih umum, mereka berusaha menyediakan semuanya. Kalau kami dan kawan-kawan di Pasar Santa atau Blok M itu sudah punya pasar sendiri dan memang nggak berusaha menyediakan semuanya," sambung Fadli.
![]() |
Monka Magic sama sekali tidak membatasi segmen musik piringan hitam di tokonya. Karya dalam dan luar negeri terpampang hingga berjumlah 600-1000 buah.
"Kita sama sekali nggak membatasi genre atau segmen musik tertentu. d'Masiv itu, rilis vinyl di sini (Hidup Lebih Indah, 2014). Itu statement kita ke orang-orang kita nggak ada rasis genre, yang ada cuma musik. Nggak ada masalah. Tapi, kita juga kerjasama dengan Musica Studios, rilisan terbaik Guruh Soekarno Putra, album 'Untukmu Indonesia'," terang Arif lagi.
Namun memang, Monka Magic juga merasakan pasang-surutnya penjualan. Hanya saja mereka percaya, bahwa itu adalah proses seleksi alam yang alami.
"Kita juga kena badai, tapi itu seleksi alamnya. Sekarang sudah semakin baik lagi justru menurut gue. Tiga tahun terakhir adalah era kebangkitan rilisan fisik lagi, khususnya piringan hitam," timpal Fadli bergantian.
"Penyebarannya juga sudah jauh ke luar Jakarta. Kita pernah kirim sampai ke Jayapura, itu piringan hitam dan turntable-nya satu paket. Itu paling keren sih," tutup Arif.