CD Bekas Jadi Penyelamat dari Badai Musik Digital

CD Bekas Jadi Penyelamat dari Badai Musik Digital

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 06 Jan 2016 08:30 WIB
Foto: Asep Syaifullah
Jakarta - Lain Warung Musik, lain pula Kucluk Music Corner. Sama-sama berjulan di lantai Basement Blok M Square, Jakarta Selatan, Kucluk Music Corner memilih fokusnya dengan berjualan CD bekas.

Tak cuma CD, kaset dan piringan hitam bekas juga tersedia dengan kualitas yang masih terjamin tentunya. Namun ternyata, konsep tersebut berhasil menyelamatkannya dari badai musik digital yang sukses meruntuhkan segambreng toko CD bertaraf nasional.

"Iya bisa menyelamatkan. Mungkin dengan begitu dari pilihan materi barangnya jadi beraneka ragam. Pembeli yang nggak dapat barangnya di toko besar, larinya ke sini," ungkap Ari, pemilik sekaligus penjaga Kucluk Music Corner kepada detikHOT saat ditemui langsung di tokonya, Selasa (5/1/2015) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak orang nyari second itu pertama harganya miring, tapi barangnya asli. Kedua, mereka sudah nggak bisa dapat di mana-mana lagi, termasuk toko-toko besar. Kebanyakan karya yang antik-antik. Jadi, memang pasarnya sudah beda dengan toko-toko besar yang kebanyakan main aman, nggak mau main rilisan-rilisan antik, makanya katalognya nggak bisa banyak," jelas Ari lagi.



Kucluk Music Corner bukanlah orang baru, toko musik itu sudah berjalan sejak 2001. Mulai dari lapak pinggiran di pasar, sempat juga merasakan area Taman Puring, Jakarta Selatan hingga kini pindah ke Blok M Square bersama teman-teman penjual lainnya. Tanpa heboh mengikuti perkembangan zaman dengan konsep penjualan online, Kucluk Music Corner terus bertahan dengan nominal penjualan fantastis.

"Sekarang kita juga nggak semuanya second, ada yang masih baru tapi dari band-band indie. Kalau soal jualan online, Kucluk itu baru mulai lima tahun terakhir, memang nggak ada pengaruhnya sama apa yang terjadi di luar sana. Malah kita di sini (Blok M Square) cenderung naik. Sebulan kalau kotor bisa sampai Rp 50 jutaan, mungkin lebih sih ya kalau digabung sama online," lanjutnya.

Untuk di Kucluk Music Corner, ada satu koleksi tertua yang menjadi favorit. "Di sini salah satu yang paling tua dari 1930-an itu, itu piringan hitamnya Louis Armstrong," tutup Ari lagi seraya tersenyum. (mif/dal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads