Konser 'Slank Reog N Roll': Paduan Keren Musik, Budaya dan Kritik Sosial

Konser 'Slank Reog N Roll': Paduan Keren Musik, Budaya dan Kritik Sosial

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Sabtu, 17 Okt 2015 01:52 WIB
Konser Reog N Roll Slank yang bernuansa Nusantara (M. Fazarullah Harahap/detikHOT)
Jakarta -

Kayanya kesenian tradisional Indonesia dibuktikan dengan lantang oleh grup rock n roll, Slank. Bahkan begitu kaya hingga apik digabungkan dengan kesenian masa kini. Konser bertajuk 'Slank Reog N Roll' adalah bukti nyata kekayaan Indonesia dan komitmen Slank menjunjung tinggi kebudayaan bangsa.

Konser tur tersebut sukses memadukan unsur tradisional lewat tari-tarian dan alat musiknya, dengan budaya pop, musik rock n roll. 'Slank Reog N Roll' Ddgelar di Skenoo Hall Gandaria City, Jakarta Selatan, malam ini, Jumat (16/10/2015).

Setelah sebelumnya menyapa Makassar dan Medan. Ribuan Slankers--sebutan penggemar Slank-- sejak sore sudah terlihat memadati lokasi konser. Begitu masuk, pendingin udara, deretan kursi VIP dan barisan kelas Festival sudah tersedia. Karpet tebal menyapa alas kaki para penonton. Panggung yang sederhana untuk ukuran band sekaliber Slank, terlihat gelap dari kejauhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bertengger pula dua layar lebar di sisi kanan dan kiri. Penantian berbuah manis ketika panggung itu berbunyi gaduh. Ada tiga penari yang berlenggak-lenggok menampilkan Tari Topeng khas Betawi. Penonton bersorak malu-malu. Turun panggung, raksasa dari Reog Ponorogo berganti naik. Tepuk tangan langsung menggema menyambut kebudayaan khas Jawa Timur itu.

Tapi Slank belum juga muncul. Lebih dulu, pendongeng jenaka dari Aceh, PM Toh membawa petuahnya. Meminta agar manusia menjaga alam dan terus memupuk cinta terhadap sesama. Barulah, usai PM Toh, Kaka, Ivanka, Ridho dan Bimbim muncul lewat lagu-lagu bernada perjuangan yang di-medley. Ada 'Mars Slanker', 'Lo Harus Gerak', 'Jurustandur' hingga 'Garuda Pancasila'.

"Assalamuailakum," sapa Kaka dari atas panggung. "‎Walau banyak adu domba, jangan pernah lelah menyebarkan virus perdamaian ke seluruh dunia," timpal Bimbim.

Sudah bisa ditebak, lagu 'Virus' membius seantero Skenoo Hall. Penonton bernyanyi khidmat sambil mengacungkan tangannya ke udara. Slank melanjutkan penampilan lewat 'I Miss U But I Hate U'‎ dan 'Bang Bang Tut'. Berbeda dari biasanya, 'Bang Bang Tut' ditampilkan bersama dua penari‎ Kuda Lumping. Lagu keras lainnya, 'Gara-gara Kamu' dan 'Samber Gledek' semakin membawa penonton ke puncak andrenaline. Tak mau terlalu cepat 'menggila', Bimbim bersama Ridho yang memainkan sampe (alat musik petik khas Kalimantan) dan seorang pemain sasando (alat musik petik khas Pulau Rote) menurunkan tempo.

Mereka bertiga membawakan 'Indonesiakan Una'. Disusul kemudian megahits 'Terlalu Manis' dan 'Ku Tak Bisa' yang jelas saja langsung menciptakan paduan suara memekakkan telinga. Empat penari Papua naik ke atas panggung. Bersama Kaka yang sudah bertelanjang dada, mereka menyanyikan 'Lembah Baliem'. Layar besar di sebelah panggung menampilkan visual hutan yang terbakar habis beserta tulisan 'Sumatra Burning'.

Berganti dari Papua, Slank berangkat ke tanah Batak lewat aksi kendang Batak dalam lagu 'Piss'. Disambung hits lawas 'Kirim Aku Bunga' dan hits baru, 'Seperti Para Koruptor'. Kekayaan lain dari Indonesia yang dihadirkan Slank adalah Tari Dayak dari Kalimantan dan Ondel-ondel dari Betawi.

Keduanya meramaikan lagu 'Orkes Sakit Hati'. Penonton yang dari tadi berlompat-lompat, perlahan mulai menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama. Walaupun Slank selalu bilang konser di ruangan mewah bisa mengundang penggemar baru, tapi mereka juga tak mau serta-merta melupakan yang lama.

Dua lagu lawas, 'Pulau Biru' dan 'Anak Mami' turut menjadi sajian. Termasuk juga 'Tonk Kosong' yang dimainkan bersama kendang Sunda. Sekitar 1,5 jam Slank dengan apik memadukan beragam kesenian Nusantara dan musik rock n roll. Tak terasa, Bimbim sudah memberi komando untuk lagu hits 'Kamu Harus Pulang'. Lagu yang selalu menjadi sajian penutup di mana pun Slank tampil.

Akan tetapi, ternyata masih ada satu kejutan lagi. Gitaris Abdee Negara yang selama ini diketahui sedang beristirahat total untuk proses sakit gagal ginjal yang dideritanya, muncul ke atas panggung. Ribuan penonton tak kuasa menahan perasaan senangnya.

 

Skenoo Hall bergemuruh, lebih keras dari sebelum-sebelumnya. Sebelum turun panggung, Kaka lebih dulu memanggil seluruh pengisi acara. Kibaran bendera Merah-Putih menjadi pelengkap yang semakin membuat 'Slank Reog N Roll' mencapai klimaksnya.

(mif/ich)

Hide Ads