Setelah 'Andai Ku Gayus Tambunan', Bona Paputungan Telurkan Album

Setelah 'Andai Ku Gayus Tambunan', Bona Paputungan Telurkan Album

- detikHot
Rabu, 01 Okt 2014 18:50 WIB
Jakarta -

Masih ingat dengan Bona Paputungan, penyanyi yang terkenal lewat lagu yang menyindir salah satu koruptor di Youtube? Lama tak terdengar namanya, Bona kini kembali dengan karya-karya barunya.

Belum lama ini, Bona merilis album terbarunya yang masih berisi sindiran bagi para koruptor yang ia beri judul 'Koruptor Koruptor Kakap'. Di dalamnya, Bona memilih salah satu lagu yang ia jadikan sebagai singel, yaitu 'Terjerat Utang Abadi'.

"Yang menarik di album 'Koruptor-koruptor Kakap', ada lagu 'Terjerat Utang Abadi'. Ini pekerjaan rumah untuk pemerintah yang baru soal kasus BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) yang dua tahun lebih tidak tuntas-tuntas," ungkap Bona kepada detikHOT, Rabu (1/10/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merilis album berisi lagu-lagu mengenai korupsi, Bona tentu memiliki alasan tersendiri. Selain lagu soal cinta sudah terlalu biasa dinyanyikan, ia juga ingin berbagi porsi dengan yang lainnya.

"Saya berbagi porsi saja. Lagu cinta sudah ada dan banyak. Lebih baik lagu kritik sosial. Terserah, masyarakat menerima atau tidak, urusan belakangan," katanya.

Meski bukan tidak mungkin dirinya bisa saja mendapatkan ancaman setelah menyanyikan lagu-lagunya itu, Bona tidak mempedulikannya. Ia bahkan menyebutkan lebih baik dirinya meninggal dalam perjuangan membersihkan Indonesia dari korupsi.

"Nggak takut (ancaman). Kita takut itu sama Allah, bukan sama koruptor. Lebih baik saya mati dalam perjuangan," tegasnya Bona menutup pembicaraan.

Album baru Bona ini ternyata juga mendapatkan dukungan dari Sekjen Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS), Hardjuno Wiwoho. Ia mengatakan, bernyanyi juga termasuk ke dalam salah satu cara untuk mengawal pemerintahan.

"Ada kasus besar yang belum dituntaskan. Kami percaya para penegak hukum bisa menyelesaikan itu semua. Jangan tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas. Mengawal pemerintah tidak selalu dengan cara anarkis," pungkas Hardjuno.


(dar/kmb)

Hide Ads