Hidup dan Mati Tommy Ramone untuk Ramones

Jakarta - Ederly Tamas lahir di Hungaria pada 29 Januari 1949, dan kemudian dikenal dengan nama Tommy Ramone. Ia benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk sebuah grup musik yang dibentuknya bersama teman semasa sekolah, Ramones.

Dikenal sampai saat ini sebagai seorang drummer untuk band punk Ramones, sebetulnya Tommy bukannlah penggebuk drum. Dirinya justru memulai karier bermusik sebagai seorang teknisi rekaman untuk musisi blues legendaries, Jimi Hendrix.

Alkisah, pada 1974 Tommy, Johnny Ramone (gitar), Dee Dee Ramone (bass) dan Joey Ramone (drum) bertemu dan berniat untuk membentuk band. Saat itulah, Tommy yang seharusnya menjadi manajer untuk band yang disepakati namanya adalah Ramones, berubah menjadi drummer dan Joey pindah menjadi sang vokalis.

Sejak saat itu, penggemar berat New York Dolls dan Lou Reed itu tidak pernah pindah dari Ramones, walaupun sempat berada di balik layar dan digantikan Marc Steven Bell atau dikenal dengan nama Marky Ramone.

Menjadi satu dari empat pendiri Ramones, Tommy seseorang dengan sosok yang begitu dicintai personel lainnya.

“Tommy lebih dari siapapun di band ini, dia bahkan mampu memasak makannya sendiri untuk makan malam dan mengurus hidupnya dengan sikap yang baik,” ekspresi Dee Dee Ramone dalam buku yang ditulisnya, berjudul ‘Poison Heart: Surviving the Ramones’.

Sayangnya, Tommy harus kehilangan teman seperjuangannya satu per satu, dimulai pada 2001 ketika Joey meninggal dunia. Disusul Dee Dee setahun setelahnya dan Johnny pada 2004. Tapi, itu juga tidak membuatnya berhenti meneriakkan ‘Hey Ho, Let’s Go’ bersama personel Ramones ‘baru’ seperti C.J. Ramone, Daniel Rey dan Clem Burker (Elvis Ramone). Mereka menggelar konser untuk para pendahulu Ramones pada 2007.

Setengah dari 14 album Ramones tak lepas dari kontribusinya. Tercatat, setidaknya dua kali dirinya digantikan oleh Marky dan Elvis Ramone karena harus berada di balik kursi rekaman.

Dedikasi pecinta karya Andy Warhol itu akhirnya harus berhenti karena pertempuran dengan penyakit kanker yang merenggut nyawanya pada 11 Juli 2014. Di usia 65 tahun, satu-satunya pendiri asli band punk paling berpengaruh sejagad itu pergi meninggalkan tak cuma karya, tapi juga menandai meninggalnya band Ramones untuk selama-lamanya.

“Ramones bukan cuma soal musik, tapi ide. Ide untuk membawa kali nuansa hilang dalam sejarah musik rock. Awalnya memang terkesan seperti sekedar seni, tapi pada akhirnya saya menyadari Ramones adalah hal yang baik untuk semua orang,” ujar Tommy Ramone dalam sebuah wawancara, Senin (14/7/2014).

(hap/mmu)