Slank Ajak Musisi Peduli Kesehatan Telinga

Slank Ajak Musisi Peduli Kesehatan Telinga

- detikHot
Rabu, 30 Apr 2014 11:45 WIB
Slank Ajak Musisi Peduli Kesehatan Telinga
Jakarta - Lagi-lagi Slank muncul dengan ide barunya. Bukan sepenuhnya mengenai industri musik, tapi tentang kesehatan para musisinya. Slank mengajak para musisi untuk lebih peduli dengan kesehatan telinganya.

"Bisa dibilang, Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB) sudah diketahui sejak 150 tahun lalu. Tapi gangguan akibat musik baru diakui tahun 1960. Jadi, bisa dibilang memang para musisi sendiri itu tidak sadar dengan hal ini," buka perwakilan dari Komnas Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT), Damayanti, saat jumpa pers di Markas Slank, Potlot, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2014).

Dalam kesempatan yang sama, spesialis THT-KL dr. Brastho Bramantyo menjelaskan secara rinci mengenai paparan dan batas maksimal seorang musisi mendengarkan musik. Ternyata, hasilnya banyak musisi yang tidak tahu kalau selama ini mereka sudah melewati ambang maksimal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intensitas kebisingan (desibel, dB) itu harusnya ada di angka 80. Lebih 20 dB itu sudah paling maksimal dan tidak bisa lebih lagi. Nah, kalau kalian keluar studio itu sudah dengung telinganya, berarti gejala-gejala ketulian sudah ada," jelas pria yang akrab disapa dr. Bram itu.

"Musisi itu harus tahu betul, mereka mau apa, alatnya harus sesuai dengan kebutuhan musisi itu sendiri. Jadi, nggak bisa main pinjam-pinjaman," sambungnya lagi.

Jika ingin contoh, ada tiga musisi kelas dunia yang dinyatakan mengalami gangguan pendengaran karena musik akut, sehingga mereka dinyatakan tuli hingga kanker. Mereka adalah Neil Young, Jeff Beck dan Phil Collins yang divonis kanker karena radang di telinganya.

"Sedikit nggak peduli sih sebelumnya, karena gue lebih peduli musiknya daripada telinga sendiri. Gue juga termasuk yang sering minta naikin volume lebih keras. Sebelumnya, kita nggak pernah cemas justru. Baru ini dapat pencerahaan baru," ujar drummer sekaligus pendiri Slank, Bimbim.

"Mata bisa dilaser, bibir sumbing bisa dioperasi, tapi kalau telinga nggak bisa diperbaiki lagi. Paling dibantu alat pendengaran. Jadi harus lebih peduli, karena telinga itu kan aset musisi yang paling berharga," tambah bassis Slank, Ivanka.

Bertepatan pula dengan International Noise Awareness Day (INAD), grup pelantun 'Slank Nggak Ada Matinya' itu juga dinobatkan sebagai ikon 'Caraka Musisi Peduli Kesehatan Telinga'.

"Biar musisi lain juga aware. Karena selama ini hampir semua musisi nggak tahu bahayanya. Padahal, yang paling ditakutkan sama musisi kan telinga nggak bisa mendengar. Itu harta yang paling berharga," tandas musisi dan ayah dua orang putri itu.

(fk/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads