Ditemui di sela-sela jumpa pers 'Djakarta Athmosphere' di Pisa Cafe, Jl Mahakam, Jakarta Selatan, Kamis (11/11/2010), Ian tampak masih bugar. Ia mengenakan polo shirt berwarna abu-abu dan celana jeans. Rambutnya yang biasanya dihiasai ikat kepala kali ini dibiarkan polos saja.Β
Pria dengan nama asli Jusuf Antono Djojo itu berbagi cerita tentang God Bless dan betapa dia masih memiliki stamina untuk urusan main gitar. Berikut petikan wawancara dengan Ian:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya baru selesai tur Bintang. Dan kita akan mulai lagi. God Bless akan membangun lagi dengan pola dan era yang baru.
God Bless yang baru seperti apa?
Kita lagi membicarakan aransemen yang baru, cara berpakaian, konsep panggung yang sedikit diubah. Kita belum tahu seperti apa, mungkin lebih dewasa, lebih biasa atau apa.
Kalau dalam hal musik?
Imej musik God Bless nggak mungkin terlalu berubah. Tetap rock. Tapi rock dulu dan sekarang kan beda. Teknologi sound-nya beda. Apalagi drummer kita baru.
Belum capek ya sepertinya?
Kalau dibilang capek kita udah capek, tapi memang hidup kita dari situ nggak boleh capek.
Tetap eksis karena kepuasaan atau apa?
Bukan kepuasan, tapi lebih karena tanggung jawab sebagai musisi. Saya punya anak yang harus diberi contoh, juga ada fans yang sudah fanatik.
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Umur sudah bonus. Di usia ini sudah terima kasih. Ya cara menjaganya dengan olah raga, lari, bermain gitar setiap hari, itu sudah termasuk olah raga.
Di usia sekarang ada batasan nggak sih buat manggung?
Kalau manggung tanggung jawab yang paling berat ada di Mas Iyek (Ahmad Albar). Kalo saya, gitar tampil dua jam masih kuat
Nggak pernah sakit?
Selama ini sih kalau berhubungan dengan panggung kayanya lupa sakit. Mungkin setelah main sakitnya (tertawa). Kalau energi sudah keluar kayaknya ada sesuatu yang bikin kuat.
Belum terpikir untuk pensiun?
Belum punya duit (tertawa terbahak-bahak). Nggaklah. Selama ada usia, kita akan bermusik terus. Keluarga saya sangat mendukung. Anak-anak saya pemain band semua.
Kalau latihan di rumah, nggak pusing karena bikin studio rekaman di rumah. Kalau harus berangkat latihan di luar, kena macet, jadinya capek.
Ngomong-ngomong album baru God Bless sampai di mana?
Kumpulin lagu untuk bikin album. Sudah ada enam lagu, lagu baru semua. Pengumpulan lagunya lama, karena kita harus selektif. Pasti masih rock, tapi disesuaikan dengan rock yang sekarang. Tuntutan zaman memang begitu.
Ada komentar mengenai musisi-musisi zaman sekarang?
Nggak bisa dipungkiri mereka terlalu cepat jadi musisi. Dulu zamannya kita basic dari musik Barat cukup panjang. Manggung di pub dulu. Sebelum berjaya sudah main musik lama. Musisi sekarang terlalu cepat menuju band komersil.
(eny/mmu)