Imej band arogan sempat melekat pada band asal Bali tersebut. Namun seiring dengan waktu, perubahan terjadi. Terutama ketika SID muncul dengan album 'Angels and the Outsiders!' pada awal 2009.
Karya-karya SID yang banyak bicara soal kehidupan sosial dan kejadian sehari-hari menggerakkan hati pecinta musik. Pada saat itu pula mereka menggaungkan nama Outsiders untuk para pecinta SID.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu proses. Sebenarnya itu akan terjadi cepat atau lambat. Karena sekarang nama SID makin familiar buat mereka. Dan kita juga tahu bagaimana cara deal with things around. Mungkin itu," ujar pria bernama asli I Gede Ari Astina itu dengan gaya khasnya.
Lalu apa yang dulu membuat SID dianggap terkesan sombong dan arogan sehingga banyak tuduhan miring menghampiri mereka?
"Dulu kami takut. Mereka takut dengan tampilan kami, kami juga takut menghadapi semua itu. Kami takut ngetop cepat dan menghilang. Tapi ternyata tidak terbukti dan di sinilah kami sekarang," tutur JRX seraya tersenyum.
Tubuh penuh tato dan penampilan para personel SID membuat orang enggan bersahabat dengan mereka. Tapi, seperti kata pepatah, don't judge a book by it's cover. Bisa jadi para personel SID adalah orang Bali paling ramah yang Anda kenal. Mereka pun tidak mau memaksa orang untuk mengakuinya, buktinya lagu-lagu mereka sudah berbicara banyak dan kini SID semakin kuat.
"Sekarang orang lebih appreciate. Sepertinya musik yang kita tulis lebih banyak menyentuh mereka. Dulu orang hanya menerka-nerka seperti apa kami," tutur JRX.
(yla/mmu)