Dalam film arahan sutradara Deddy Armand itu, Frans beradu akting dengan Zainal Abidin dan Widyawati. Skenario film ini ditulis oleh Sophan Sophiaan. Cerita film berfokus pada kritik sosial melalui sikap pemuda yang menginginkan pembaharuan melawan sisa-sisa feodalisme di lingkungannya. Film ini hampir lima tahun tertahan di Badan Sensor Film (BSF). Setelah mengalami sejumlah pemotongan, baru lolos sensor pada 1983.
Karier Frans semakin moncer setelah ia membintangi 'Perempuan Dalam Pasungan' arahan sutradara Ismail Soebardjo. Film yang dimainkan Frans bersama Nungki Kusumastuti dan Rini S. Bono itu berbuah Piala Citra sebagai Film Terbaik Festival Film Indonesia 1981.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Tom Cruise Gelantungan di Pesawat dalam Trailer Perdana 'Mission Impossible 5'
Selain cukup terkenal di sejarah perfilman Indonesia, 'Perempuan Dalam Pasungan' juga mendapat sambutan di Festival Film Berlin tahun 1981 sebagai salah satu film yang dibawa oleh kontingen Indonesia dan mendapat special acknowledgement sebagai film dengan konten budaya tradisional.
Pengakuan tersebut menjadikan 'Perempuan Dalam Pasungan' sebagai salah satu film Indonesia yang pernah dibeli oleh produser pemenang piala Oscar berkebangsaan Jerman Manfred Durniok untuk dirilis di Eropa.
Sepanjang era 80-an, Frans membintangi sekitar 18 judul film. Masa keemasannya sebagai aktor juga belum memudar di era 90-an. Selain bermain di banyak film drama cinta dan kritik sosial, Frans juga berkolaborasi dengan istrinya Rima Melati di film 'Blanco, The Colour of Love' (1997).
Baca Juga: Mengintip Trailer 'Tjokroaminoto' dan Penampilan Terakhir Alex Komang
Film yang disutradarai Rima Melati ini menampilkan kisah cinta dan perjuangan hidup pelukis Antonio Blanco yang bermukim di Bali sejak tahun 50-an dengan ambisi menjadi pelukis terkenal. Ia menemukan Ni Ronji, penari, yang kemudian menjadi satu-satunya model lukisannya.
Memasuki tahun 2000-an saat film nasional mengalami kebangkitan, Frans juga turut terlibat dalam film 'Ada Apa Dengan Cinta? (2002)' arahan Rudi Soedjarwo yang meledak di pasaran. Selanjutnya, aktor yang memiliki kumis khas itu tampil dengan peran-peran sebagai tokoh ayah dari karakter utama dalam film dan sinetron. Frans terakhir kali membintangi film drama remaja 'Milli dan Nathan' empat tahun lalu.
Karena penyakit diabetes, Frans Tumbuan akhirnya dipanggil ke hadapan Tuhan di Rumah Sakit Mayapada pada Senin, (23/3) kemarin. Ia meninggal dunia di umur 76 tahun.
(ich/mmu)