Kini Tris, Four, Caleb (Ansel Elgort, co-star Shailene Woodley 'The Fault In Our Stars') dan Peter (Miles Teller) menetap sementara di basecamp Amity yang diketuai oleh Johanna (Octavia Spencer). Persembunyian mereka tidak bertahan lama karena anak buah Jeanine berhasil sampai ke Amity. Jeanine sendiri mempunyai agenda untuk menangkap semua Divergent (orang-orang dalam kategori berbahaya) yang ada. Jeanine juga membuat propaganda yang menyatakan bahwa Tris adalah penanggung jawab atas kerusuhan di Abnegation.
Tris sendiri sebenarnya juga sedang bingung dengan dirinya setelah kematian sahabatnya, Will (Ben Lloyd-Hughes) dan kedua orangtuanya. Dan rasa bersalah yang menggerogotinya perlahan-lahan menjadikannya lebih berbahaya dari sebelum-sebelumnya. Karena, kini tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan dilakukan Tris selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bekerja sama dengan sinematografer Florian Ballhaus, Robert Schwentke berhasil menciptakan visual yang jauh lebih spektakuler daripada 'Divergent'. Dalam 'Insurgent', kamera bergerak jauh lebih luwes, dengan efek visual yang juga jauh lebih spektakuler terutama dalam adegan simulasi. Dalam film kedua ini penonton juga diajak untuk melihat dunia di luar sarang Dauntless.
Secara plot Brian Duffield, Akiva Goldsman dan Mark Bomback mengadaptasi buku kedua Veronica Roth dengan cukup berhasil untuk membawa penonton langsung kepada konflik tanpa bertele-tele. Sayangnya, mereka tidak begitu tegas untuk memilah karakter mana yang lebih signifikan dan mana yang sekedar numpang lewat. Akibatnya, banyak sekali karakter yang sekedar “nampang” daripada berkontribusi terhadap keseluruhan cerita. Beberapa dialog juga terdengar terlalu menggelikan.
'Insurgent' untungnya menjadi sebuah saga young adult yang masih bisa ditoleransi karena pembuatnya tahu siapa yang memegang kendali untuk memerankan tokoh Tris. Seperti halnya betapa krusialnya Jennifer Lawrence dalam serial 'Hunger Games', serial 'Divergent' ini akan menjadi begitu membosankan jika bukan Shailene Woodley yang memerankan Tris. Woodley selama 120 menit benar-benar mengangkat beban film ini di pundaknya. Berbeda dengan 'Hunger Games' yang memiliki konteks politik yang lebih jelas dan karakterisasi tokoh yang mantap, serial 'Divergent' memang sudah tertatih-tatih dari awal. Di sinilah, Woodley menyelamatkan saga ini dengan kemampuan aktingnya yang prima.
Woodley tak hanya berhasil menampilkan sosok Tris yang tangguh, namun aksinya di film pertama berhasil menghantuinya secara psikologis. Schwentke yang hobi mengambil ekspresi close-up Woodley, merekam semua kegundahan itu dengan begitu jelas. Penonton bisa melihat rasa takut dan kekhawatirannya dalam pancaran matanya. Sayangnya, aksi Woodley tidak diimbangi oleh Theo James. Sebagai love interest Woodley, James tidak memiliki chemistry yang begitu bagus. Aktingnya pun standar saja. Sementara Miles Teller berhasil memperlihatkan sedikit progress meskipun terhalang oleh durasi. Hal yang sama juga terjadi kepada para pemain lain seperti Ansel Elgort, Kate Winslet, Zoe Kravitz, Maggie Q, Mekhi Phifer dan Jai Courtney. Yang menarik, dalam 'Insurgent' kita dihibur oleh pendatang baru yang asyik, seperti Octavia Spencer dan Naomi Watts yang berperan sebagai ketua Factionless.
Bagi para penggemar serial 'Divergent', film ini tentu saja tidak bisa dilewatkan. 'Insurgent' memang belum bisa menandingi 'Catching Fire' namun usaha Schwentke patut diacungi jempol. Dan, semoga saja dia bisa mempertahankan kekerenan ini di seri lanjutannya tahun depan.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)