Keindahan alam Papua dan beragam makanan Padang telah menghibur sekitar 130 penonton yang memenuhi gedung theater yang berkapasitas 150 orang. “Kami senang sekali banyak pennton yang hadir meskipun ada badai salju semalaman,” tutur Iin Purwanti, pengurus IACC dalam keterangannya, Senin (26/1).
Mereka yang datang menonton bukan hanya WNI yang tinggal di New York, tapi juga datang dari New Jersey, Connecticut, dan kota lain di sekitar New York. Dari penonton yang hadir, ternyata seperempatnya adalah warga lokal, atau New Yorker. Tampak yang hadir adalah Margareth Scott, seorang professor dari New York University (NYU) yang memiliki fokus studi tentang Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IACC memilih 'Tabula Rasa', film tentang kuliner khas Indonesia yang juga bercerita tentang cinta, dedikasi dan keberagaman budaya dan kekayaan alam Indonesia melalui makanan. 'Tabula Rasa' mendapatkan penghargaan Piala Citra FFI 2014 dalam kategori penulis skenario terbaik (Tumpal Tampubolon), Sutradara terbaik (Adriyanto Dewo), Pemeran utama perempuan terbaik (Dewi Irawan) serta Pemeran pendukung laki-laki terbaik (Yuyu Unru).
"Melalui film ini, kami berharap bisa menarik banyak penonton non WNI yang ada di New York sehingga kami bisa mengenalkan budaya Indonesia melalui film," tambah Amalia Suryani, yang juga salah satu pendiri IACC.
“Filmnya bagus sekali, saya langsung lapar dan rindu kampung halaman,” ujar seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi S2nya di CUNY, New York.
BACA JUGA: Menyimak Dinamika Penghargaan Film: Dari Golden Globe Menuju Oscar
Program pemutaran film Indonesia yang akan berlangsung setiap bulan di kota New York ini terlaksana atas inisiatif IACC yang dibentuk dengan tujuan melestarikan dan mempromosikan film Indonesia di Amerika melalui program pemutaran film dan diskusi yang berkelanjutan.
“Bulan depan, kami akan memutar Sokola Rimba”, tutup Lutfi Kurniawan, pengurus IACC.
(ich/ron)