Balinale 2024: Kolaborasi dan Pertumbuhan Industri Film di Asia

Balinale 2024: Kolaborasi dan Pertumbuhan Industri Film di Asia

Dicky Ardian - detikHot
Selasa, 04 Jun 2024 15:52 WIB
Bali Film Forum (BFF) di ajang Bali International Film Festival (Balinale) 2024
Bali Film Forum (BFF) di ajang Bali International Film Festival (Balinale) 2024 Foto: Balinale 2024
Jakarta -

Peluang besar bagi industri perfilman Indonesia untuk menjadi tujuan produksi film kelas dunia dan penggerak ekonomi kreatif di Asia mengemuka dalam diskusi Bali Film Forum (BFF) di ajang Bali International Film Festival (Balinale) 2024.

Forum yang dihadiri 70 pelaku industri film dari berbagai negara ini menghasilkan kesimpulan perluasan pasar dan kerja sama menjadi kunci utama.

Direktur Industri Kreatif Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, M Amin Abdullah, menyebutkan potensi pasar film Indonesia terus bertumbuh. Hal ini diperkuat oleh data Price Water House dan LPEM FEB UI yang menunjukkan pendapatan industri film mencapai Rp 90 triliun pada 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus Maha Usadha, pelaku usaha ekonomi kreatif dari Kadin Bali, menambahkan dampak positif film terhadap pariwisata sangatlah besar. Contohnya, film Eat, Pray, Love (2010) yang masih memberikan pengaruh positif bagi destinasi wisata di Bali hingga saat ini.

Reza Servia, produser dari rumah produksi Starvision, menekankan pentingnya memperluas pasar film Indonesia ke kancah global. Ia menambahkan bahwa OTT (Over the Top) menjadi peluang besar untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

ADVERTISEMENT

Salah satu strategi yang dilakukan Starvision adalah dengan memproduksi film-film yang memiliki "social connection" dan "cross culture" sehingga dapat diterima oleh pasar yang lebih luas. Contohnya film The Architecture of Love (2024) dan Critical Eleven (2017).

Stanley Kwan, sutradara dan produser kawakan Hong Kong, berbagi pengalaman bagaimana Hong Kong mempertahankan kemajuan industri perfilmannya. Salah satu strateginya adalah dengan menggabungkan produser berpengalaman dengan sutradara muda yang memiliki pemikiran-pemikiran eksploratif.

Pemerintah Hong Kong juga memberikan dukungan besar dengan mengucurkan dana untuk memproduksi film-film kolaborasi dengan tema-tema mutakhir, drama-drama humanis, isu-isu sosial yang kuat, dan merekrut pemain-pemain muda bertalenta.

Para pembicara dalam forum ini sepakat bahwa kerja sama dan kolaborasi antar negara menjadi kunci penting untuk memperluas pasar dan meningkatkan kualitas film.

Balinale 2024 melalui Bali Film Forum (BFF) telah memberikan kontribusi nyata dalam mendorong kemajuan industri perfilman Indonesia dan menjadikannya bagian dari industri perfilman global.




(dar/dar)

Hide Ads