Dua tokoh berpengaruh dalam perjuangan mendapatkan kemerdekaan Indonesia ternyata telah bersahabat sejak masa muda. Namun, perbedaan pandangan politik membuat persahabatan mereka terusik.
Film ini menggambarkan bagaimana Soekarno sampai mengasingkan Hamka ke Bogor untuk meredam perlawanannya.
"Dalam politik, kadang kawan bisa menjadi lawan, dan lawan bisa menjadi kawan," dalam salah satu dialog yang disampaikan Hamka dalam film Hamka & Siti Raham Vol.2.
Meskipun menghadapi pasang surut dalam hubungan mereka, dalam kisahnya juga menyoroti bagaimana Hamka tetap tulus menjalin persahabatan dengan Soekarno. Bahkan, saat Bung Karno meninggal, Hamka bersedia menjadi imam salat jenazah Bung Karno.
Menyikapi keterkaitan film dengan situasi politik saat ini, sutradara Hamka & Siti Raham Vol.2, Fajar Bustomi, berharap agar karyanya tidak dipolitisasi. Ini menjadi hal yang paling diwanti-wanti oleh Fajar Bustomi.
"Di tahun politik seperti saat ini, semoga film ini tidak dipolitisasi. Karena saya ingat, bagaimana saat syuting tahun 2019, dan seharusnya tahun 2020 film ini sudah tayang, tapi karena pandemi akhirnya diundur. Sekarang film ini tayang juga menjelang pemilu 2024. Semoga para politisi bisa meneladani sikap Hamka yang tidak mencederai rasa kemanusiaan untuk berpolitik," kata Fajar Bustomi dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (27/11/2023).
Meskipun kedua tokoh mengalami sengketa politik yang keras, film ini menekankan bahwa kemanusiaan mengatasi politik. Keteladanan dari Hamka dan Bung Karno diharapkan menjadi contoh bagi para politisi di negeri ini.
Hamka & Siti Raham Vol.2 diperankan oleh bintang film ternama, seperti Vino G Bastian, Laudya Chintya Bella, Anjasmara, Roy Sungkono, Alfie Alfandi, dan Bima Azriel. Film ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai kemanusiaan dalam konteks politik Indonesia.
(pus/dar)