.webp)
Sebagai seorang kreator dan sutradara, Fajar Bustomi telah membuat banyak sekali film-film yang meramaikan industri di Tanah Air.
Kini ia kembali hadir dengan sebuah film bergenre drama keluarga dengan tajuk Pintu Surga Terakhir. Film tersebut pun menjadi karya spesial selain jadi film pertamanya di tengah pandemi ini.
Menurutnya film ini menjadi salah satu karya personalnya terlepas dari unsur eksternal baik dari produser ataupun lainnya. Sutradara Dilan itu pun mengaku sangat bebas dalam menuangkan idenya di dalam film Pintu Surga Terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film ini spesial banget untuk saya secara pribadi. Biasanya kan kalau saya bikin film ada tema dari produser, tapi film ini momen di mana saya lagi termenung lihat anak atau bapak terus dikasih kebebasan oleh Pak Naveen (Produser Falcon Pictures)," terangnya dalam webinar yang digelar pada Kamis (21/10).
Ia bahkan mendedikasikan film tersebut untuk ayah dan juga anak-anaknya seraya mengatakan jika ada makna yang begitu dalam terkait film Pintu Surga Terakhir dengan kehidupannya.
Hal itu pun mempengaruhi proses kreatif dalam pembuatan film. Dalam karya terbarunya itu, Fajar Bustomi lebih mengedepankan rasa dibandingkan teknis-teknis yang heboh.
"Film yang lebih dirasakan oleh penonton itu adalah film yang sangat dekat dengan sutradara. Ketika saya ngomongin personal ayah saya dan anak saya, udah beda bicaranya. Saya bayangin gimana ayah saya dan anak saya nonton. Teknisnya juga gak heboh yang penting penuh rasa," paparnya.
Film Pintu Surga Terakhir dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 11 November mendatang. Dan spesialnya lagi, mereka memberikan 'subsidi' harga tiket menjadi Rp 10 ribu untuk 100 ribu penonton di seluruh Indonesia.
Sinopsis Film Pintu Surga Terakhir
Film Pintu Surga Terakhir bercerita tentang seorang wanita karier yang sukses bernama Irma (Cut Meyriska). Ia tinggal berdua dengan sang ayah (Indro Warkop).
Irma hampir memiliki semua kriteria menantu idaman seperti, paras cantik, karir cemerlang, dan ketaatan dalam beragama. Namun ia memilih tetap melajang dikarenakan ingin terus menjaga ayahnya itu.
Tiba-tiba muncul lah seorang fotografer yang menjadi rekanannya yakni Yusuf (Roger Danuarta) yang ternyata merupakan cinta lamanya yang pernah menghilang.
Di saat semuanya seolah mendukung kisah cintanya bersama Yusuf, sang ayah tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat.
Irma pun tiba dalam sebuah persimpangan, di mana ia harus memilih tetap menjaga sang ayah yang disebut sebagai pintu surga terakhirnya usai sang ibu wafat atau menjalin cinta lama yang sudah dipendamnya bersama Yusuf?
(ass/dar)
