Invictus merupakan film yang menggambarkan bagian kecil dari perjuangan Nelson Mandela dalam menanamkan prinsip persamaan bagi warga kulit putih dan kulit hitam.
Film ini mengadaptasi kisah dari sebuah buku biografi yang berjudul Playing the Enemy: Nelson Mandela and the Game that Made a Nation karya John Carlin.
Sejatinya film ini mengisahkan perjalanan bersejarah Timnas Afrika Selatan yang menjadi tuan rumah dalam ajang Rugby World Cup 1995. Invictus sendiri berasal dari Bahasa Latin yang artinya tak terkalahkan. Kata tersebut juga merupakan judul puisi favorit Nelson Mandela karya Ernest Henley.
Kisah dimulai pada 11 November 1990 saat Nelson Mandela (Morgan Freeman) akhirnya terbebas dari penjara setelah mendekam selama 27 tahun lamanya.
Empat tahun kemudian, melalui pemilu pertama Afrika Selatan yang memperbolehkan orang kulit hitam ikut serta, Mandela terpilih menjadi Presiden. Beliau menjadi Presiden pertama Afrika Selatan dari golongan kulit hitam.
Hal tersebut disambut dengan sukacita bagi orang-orang kulit hitam. Namun di sisi lain, orang-orang kulit putih yang tinggal di Afrika Selatan merasa terancam atas hal tersebut. Melihat perbedaan tersebut, Mandela ingin seluruh ras bersatu dan berjuang bersama demi Afrika Selatan.
Mandela memulainya dari lingkup yang kecil, yaitu dari kantornya. Dia mengumpulkan seluruh stafnya dan memberikan pernyataan, "Jika kalian merasa tidak bisa bekerja dengan pemerintahan baru, silahkan keluar. Namun, jika perbedaan ras menjadi alasan, janganlah hal tersebut menjadi sumber ketakutan."
Suatu hari, Mandela menghadiri pertandingan Rugby antara Afrika Selatan melawan Inggris. Saat itu negaranya kalah telak. Saat itu, warga kulit putih yang fanatik terlihat kecewa, namun warga kulit hitam terlihat senang dan justru mendukung Timnas Inggris.
Hal tersebut diakibatkan Timnas Rugby sendiri masih melakukan politik apartheid yang mengutamakan pemain berkulit putih.
Melihat tahun depan Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah Rugby World Cup 1995, Mandela memanggil kapten Timnas Rugby, Francois Pienaar (Matt Damon). Dia meminta agar Timnas Rugby menjadi role model dalam mempersatukan warga Afrika Selatan dalam ajang Piala Dunia tahun depan.
Lantas, langkah apa saja yang dilakukan oleh Francois Pienaar dalam mempersatukan Afrika Selatan? Mampukah Timnas Rugby Afrika Selatan berjaya di negara sendiri? Jika kamu penasaran, kamu dapat menonton Invictus dalam platform-platform streaming yang tersedia.
Berdasarkan tema cerita, memang sulit menggabungkan isu sensitif seperti politik apartheid dengan olahraga. Namun, di bawah tangan dingin Clint Eastwood sebagai sutradara, Invictus berhasil mereka ulang pertandingan-pertandingan bersejarah dari Timnas Rugby Afrika Selatan.
Invictus berhasil menangkap esensi dari jurang perbedaan ras yang secara perlahan terhapus seiring perjalanan Timnas Rugby dalam ajang Piala Dunia. Eastwood juga dengan pintar menyelipkan kata-kata motivasi ala Mandela dalam film ini.
Keberhasilan lain dari Invictus tidak lain karena akting ciamik dari Morgan Freeman dalam memerankan nelson Mandela. Freeman seakan terlahir untuk memerankan Mandela. Dia dengan apik memerankan sosok Mandela yang sangat karismatik.
Akting Matt Damon juga patut diapresiasi atas perannya sebagai Francois Pienaar. Dia sukses memerankan sosok kapten tim sebagai pemimpin sekaligus nyawa utama dalam sebuah tim.
Secara keseluruhan, Invictus tidak hanya sebuah tontonan pemberi inspirasi, namun dapat memberikan pembelajaran penting bagi penontonnya.
Simak Video "Pangeran Harry Ungkap Potret Putri Diana yang Membekas di Hatinya"
(ass/ass)