Kenalan dengan Omara Esteghlal

Kenalan dengan Omara Esteghlal

Devy Octafiani - detikHot
Senin, 09 Nov 2020 20:26 WIB
Omara Esteghlal
Omara Esteghlal / Foto: (dok.pri)
Jakarta -

Dunia perfilman tak henti kedatangan bintang baru. Tak hanya meramaikan, kehadiran mereka juga dapat menjadi terbukanya regenerasi.

Salah satunya, ada Omara Esteghlal. Pemuda yang akrab disapa Omar ini diketahui pernah terlibat dalam sejumlah film. Yaitu film berjudul LIMA dan trilogi Dilan yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan juga Vanesha Prescilla.

Omar mengaku, dirinya sebenarnya tak punya cita-cita khusus menjadi seorang aktor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ditanya cita-citanya apa, apa ya? Aku dulu pas udah selesai main film pertama, ngobrol sama Om Rudi Soedjarwo, diajak main film Petualangan Kapiten, nah abis itu vakum," kisah Omar kepada detikcom lewat sambungan telepon belum lama ini.

Omar menempuh pendidikan kuliah dan menerima beasiswa di Amerika Serikat. Di luar usahanya merintis karier akting, Omar fokus pada pendidikannya itu di luar negeri. Ia bahkan mengambil dua jurusan sekaligus.

ADVERTISEMENT

"Sejak SMA aku di Amerika, namanya United World College, di New Mexico. Dapat beasiswa kelas 1 dan 2 SMA. Apply apply sekarang keterima di Minessota. Aku ambil psikologi dan filsafat," urai Omar lagi.

Kadet 1947Kadet 1947 Foto: (dok.pri)

Karier yang dilakoninya kini menanjak. Usai tampil dalam film Dilan, Omar diberi kesempatan untuk terlibat dalam film sejarah berjudul Kadet 1947 yang syutingnya baru saja rampung.

"Project ini datang jauh dari Dilan karena Dilan itu selesai, 2020 terakhir Milea. Terus aku balik lagi ke Amerika, kuliah, ada PSBB tiba-tiba aku ditawarin proyek film ini, terus aku bilang iya," ungkapnya.

Bila dalam Dilan dirinya menerima peran sebagai aktor pendukung, Omar menerima peran yang cukup penting dalam Kadet 1947. Ia memerankan Suharnoko Harbani, salah satu kadet penerbang.

Ia merupakan salah satu tokoh pahlawan yang pernah ambil bagian dalam upaya kemerdekaan. Suharnoko Harbani melakukan penyerangan melalui udara di wilayah tangsi-tangsi Belanda di Kota Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada tahun 1947.

"Jujur, aku belum pernah masuk project hari pertama merinding, hari terakhir aku nangis. Karena gimana ya aku meranin karakter ini karena karakter ini salah satu alasan sebenarnya kita bisa jalan-jalan ke mal (bebas memiliki pilihan seperti sekarang)" kenang Omar.

Film drama berlatar sejarah ini mengangkat kisah persahabatan calon penerbang Angkatan Udara dan mengulas sisi lain anak muda di tahun 40-an. Omar yang sejak kecil sudah terobsesi dengan miniatur dan buku-buku tentang pesawat tempur sangat senang bisa terlibat di proyek film ini.

"Pas dapat kesempatan main di film ini, it feels like dream come true. Proses syutingnya seru banget! Apalagi dengan adanya replika sembilan pesawat tempur yang sengaja dibangun untuk keperluan produksi film ini. Aku bersyukur dianugerahkan bisa ikut project tersebut," tukasnya.




(doc/tia)

Hide Ads