Perannya yang harus menempatkan dirinya di dalam goa dan hutan nyatanya cukup membuat aktor 27 tahun ini kesulitan. Namun bukan hanya itu saja, dialog yang mengandung sastra dalam film juga nyatanya menjadi tantangan dan kesulitan bagi Adipati.
"Tantangannya itu dialog-dialognya berat ya," jelas Adipati saat ditemui di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (9/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perawakan Adipati kali ini juga sedikit diubah. Adipati dibuat menjadi sosok yang berantakan karena lama tinggal di dalam gunung. Ia juga menggunakan brewok palsu yang tentu saja itu atas permintaan dirinya. Permintaannya lalu disetujui oleh sang sutradara, Richard Oh.
"Nggak (risih). Itu gua sendiri yang request kok (brewok), karena biar beda aja terus kan gue dari goa keluar-keluar udah apa adanya seperti itu," lanjutnya.
"Ya kata dia (Richard) coba bawa brewoknya dulu ke set nanti kita cek, terus akhirnya oke," ungkap Adipati.
Dalam projectnya kali ini, Adipati telah mendapatkan pelajaran dari perannya sebagai Hardo. Seperti ideologi pada masa penjajahan di film yang ia sebut patut diperjuangkan.
"Menurut gue kalo lu punya ideologi yang benar, lu patut perjuangkan dan pasti dalam waktu yang tepat itu akan terjadi," pungkas Adipati.
(pig/dal)