Namun hal itu tak berlaku bagi Chris Evans. Keberhasilan Evans membuat Marvel tertarik untuk menggandengnya sebagai idola superhero bagi banyak orang justru membuatnya pergi untuk melakukan terapi.
Pamitnya Evans sebagai Captain America saat ini menjadi sorotan. Tak sedikit penggemar yang kecewa dan merasa sedih akan hal itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada kekhawatiran yang ia rasakan ketika tawaran ini hadir. Dan itu bak menggempur dirinya keras dan semakin keras.
"Aku merasa tidak ingin melakukannya. Dan jika aku menerima semua itu rasanya seperti aku memencet tombol panic mode," ujarnya kala diwawancara New York Times beberapa waktu lalu.
"Namun jika aku akhirnya menerima, seperti ada rencana yang kemudian terpapar di kepalaku. Oke, aku akan melakukan ini dan ini, seperti segalanya bekerja di dalam sana," tuturnya lagi.
Evans menderita kecemasan, sebuah penyakit mental yang diidap oleh 40 miliaran orang Amerika.
"Normalnya bila kau berhasil membuat film yang menjadi hit dan sukses, kehidupanmu pasti berubah. Akan tetapi bagiku, hal-hal yang berubah itulah yang terasa mengganggu. Apa jadinya jika perubahan itu tak bisa aku sesuaikan?" tuturnya.
Saat menghadiri junket film 'Fantastic Four' di Eropa akhir 2009, ia tiba-tiba pergi meninggalkan ruangan yang dipenuhi wartawan. "Tidak ada yang berbicara kepada saya. Dalam hitungan 60 detik, saya berubah dari perasaaan baik-baik saja menjadi penuh kehancuran, melangkah pergi keluar panggung," ungkap Evans.
Orang pertama yang ia datangi ketika tawaran Captain America ini datang adalah sang terapis. Atas rekomendasi mereka, Evans akhirnya menerima tawaran menjadi sang pahlawan yang hadir dari sebuah eksperimen di masa lampau.
Kepada Marvel pun ia mengajukan sejumlah syarat. Di antaranya menolak mengikuti audisi dan menggantinya dengan kontrak dirinya akan tampil di sembilan film Marvel. Tiga di antaranya 'Captain America', tiga lainnya 'The Avengers' yang menempatkannya dalam sebuah kelompok super di mana ada Iron Man, Thor dan Hulk.
Marvel sempat ingin mengurangi jumlah filmnya dalam kontrak tersebut. Namun Evans punya pendirian sekaligus memberanikan diri dengan mengatakan, "tidak, aku tak mau."
Dukungan dari Iron Man dan Thor
Robert Downey Jr menjadi salah satu rekan yang tahu tentang depresi yang dirasakan Evans. Kepada New York Times, Downey mengungkapkan bagaimana Evans bergulat dengan depresi dan kecemasan yang berlebihan itu.
"Dia memiliki cara untuk perlahan keluar dari kekhawatirannya, yakni dengan mengkomunikasikannya. Aku rasa salah satu cara kita mengelola kecemasan yang kita rasakan adalah dengan membicarakannya bukan menyimpannya rapat-rapat," tutur Downey.
Sementara Chris Hemsworth mengajak Evans bertukar pikiran tentang kecemasan yang diyakininya dirasakan oleh siapapun.
"Semua orang memiliki kecemasan yang mereka rasakan. Yang perlu dilakukan aku rasa bukan lantas menjadi tidak takut akan hal ini, tapi kita tetap melakukan apa yang harus dilakukan meski kita merasa cemas atau ketakutan," tutur sang Thor.
Baca juga: Chris Evans Gantung Perisai Captain America |
Dari rasa cemas yang ia takutkan, Evans berkembang memiliki karier yang cemerlang. Ia adalah Captain America yang diidolakan. Setidaknya Evans telah muncul di delapan film MCU mulai dari film solo seperti 'The First Avenger' dan 'The Winter Soldier' hingga 'The Avengers' dan 'Age of Ultron' hingga yang teranyar 'Infinity War'.
Dia bahkan membuat akting yang juga mencuri perhatian tanpa identitas dalam film MCU seperti 'Thor: The Dark World' dan 'Ant-Man'. Masih ada satu film yang tersisa sesuai kontrak awalnya dengan Marvel yakni 'Avengers 4'.
Chris Evans memutuskan menyudahi kariernya sebagai Captain America sesudah itu. Meski begitu, kita sudah mengetahui perannya sebagai sang superhero tak akan terlupakan. (doc/ken)











































