Muncul Petisi Tolak Iqbaal Ramadhan Jadi Minke di Bumi Manusia

ADVERTISEMENT

Muncul Petisi Tolak Iqbaal Ramadhan Jadi Minke di Bumi Manusia

Ken Yunita - detikHot
Senin, 28 Mei 2018 18:10 WIB
Foto: Monica Arum Tiyasworo
Jakarta -

Kontroversi pemilihan Iqbaal Ramadhan menjadi Minke di film 'Bumi Manusia' sepertinya semakin pelik. Setelah muncul berbagai komentar penolakan, kini muncul petisi 'Tolak Iqbal Ramadhan (Dilan) Memerankan Minke dalam Film Bumi Manusia'.

Petisi ini sebenarnya muncul sejak Hanung Bramantyo, selaku sutradara film 'Bumi Manusia', mengumumkan nama-nama pemeran filmnya. Petisi itu dimulai oleh akun bernama Ady Gilang.

Hingga Senin (28/5/2018), petisi itu telah ditandatangani oleh 255 orang. Targetnya 500 orang. Dalam keterangan petisinya, sang inisiator mengaku tidak membenci Iqbaal Ramadhan.

"Kami menolak Iqbal memerankan Minke karena kami tidak melihat aura sosok Minke ada padanya. Iqbal sudah menjadi sosok yang begitu pas untuk menjadi Dilan, dan identitas itu sungguh melekat, tak bisa dipisahkan," tulisnya.

[Gambas:Video 20detik]


Dia juga khawatir film 'Bumi Manusia' hanya akan dijadikan mesin uang yang akan mendobrak jumlah penonton dengan kisah cinta Minke dan Annelies saja.

"Kami tidak mau, apabila Dilan akan disamakan dengan Minke hanya untuk mendobrak jumlah penonton. Kami tidak mau 'Bumi Manusia' hanya akan menampilkan kisah cinta Minke-Annelies saja," tulisnya.

"Harapan, imajinasi, dan kecintaan kami kepada 'Bumi Manusia' sudah sangat kuat, sangat dalam, jangan rusak itu semua hanya demi pundi-pundi," lanjutnya.

Sementara itu, dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta pekan lalu, Hanung Bramantyo telah mengungkap alasannya memilih Iqbaal sebagai Minke.

"Pertama tertulis dalam jelas, Minke umur 20 dan Annelies umur 17. Jadi memang anak-anak muda. Pak Pram berbicara gejolak anak-anak muda," ujar Hanung Bramantyo saat itu.

Iqbaal, yang merupakan generasi milenial, dianggap cocok menghidupkan karakter tokoh muda modern pada era 1900-an.

"Mawar dan Iqbaal adalah generasi milenial yang mengalami gegar kebudayaan. Dulu anak-anak menjadi Eropa, sekarang global. Itulah yang terjadi pada milenial," kata Hanung.



(ken/ken)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT