Sutradara kelahiran Yogyakarta itu dianggap berhak memperoleh penghargaan tersebut karena, telah berhasil melahirkan karya-karya yang penting bagi perkembangan film Indonesia, mulai dari 'Cinta dalam Sepotong Roti' (1991) hingga 'Satan Jawa' (2017).
"Ya kita semua tahu bahwa Garin Nugroho adalah sosok yang cukup penting, dia salah satu sutradara terkenal, tapi lebih dari itu, ia juga lawak mendapat pengakuan," kata Programme Director dari SGIFF 2017, Pimpaka Towira ditemui di Merchant Road, Singapura, Jumat (1/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, menurut Pimpaka, banyak sineas muda yang akhirnya terinspirasi pada sosok Garin Nugroho.
"Ia memiliki gaya tersendiri yang bisa kita lihat dalam karyanya. Tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk penonton di seluruh dunia, filmnya mengangkat tema-tema sosio-politik," ujar Pimpaka Towira.
"Ia juga menjadi guru bagi banyak sineas muda Indonesia. Saya rasa banyak orang-orang yang terpengaruh oleh karyanya," sambungnya.
Singapore International Film Festival (SGIFF) tahun ini telah menginjak usia ke-28 tahun. Digelar sebagai salah satu dari rangkaian Singapore Media Festival, SGIFF diselenggarakan selama 11 hari, yakni dari 23 November hingga 3 Desember 2017.
Ada sejumlah film Indonesia yang ditampilkan di sana, mulai dari 'Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak', 'The Seen and Unseen', 'Sunya', 'Ziarah', 'Posesif', hingga film pendek, misalnya 'Sepanjang Jalan Satu Arah', 'Joko', dan masih banyak lagi.
Di tahun ini, Indonesia memang menjadi fokus dari Singapore Media Festival. Hal ini merupakan perayaan dari 50 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Singapura.
SGIFF 2017 sendiri mengambil tema 'History of Tomorrow: Indonesia Cinema After the New Order' yang fokus pada perkembangan industri film di Indonesia pasca reformasi.
Meski Indonesia menjadi fokus dalam SGIFF tahun ini, ada sejumlah film dari berbagai penjuru dunia yanh ditayangkan dalam acara tersebut. Misalnya 'Oh! Lucy' (Jepang), 'Nyi Ma Lay' (Singapura), 'Angels Wear White' (China), 'The White Girl' (Hongkong, Malaysia, Jepang), 'Clarie's Camera' (Korea Selatan, Prancis), dan lain sebagainya.
(srs/wes)