.webp)
Setelah 'The Mirror Never Lies' juga 'Sendiri Diana Sendiri (Following Diana), Kamila Andini menghadirkan 'The Seen and Unseen' sebagai karya terbarunya. Film tersebut disiapkan tayang di ajang Toronto International Film Festival yang digelar 7 hingga 17 September.
Sebelum dibuka untuk umum, sejumlah media asing dan kritikus telah menyaksikan film ini terlebih dulu di ajang tersebut.
'The Seen and Unseen' pun dianggap sebagai salah satu film andalan yang direkomendasikan ajang TIFF untuk disaksikan oleh publik. Media asing menyebut film ini membawa cerita unik dari deretan film-film dari negara-negara lain yang juga tayang di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film ini menampilkan unsur holistik sekaligus budaya yang tidak dimiliki oleh film-film lainnya. Tak ada karakter yang telah menonjol dan tenar yang dilibatkan, namun film ini menyelipkan filosofi Sekala Niskala yang dalam," ujar seorang kritikus film 'Women and Hollywood' seperti dikutip detikHOT.
Sekala Niskala merupakan kepercayaan tentang keberadaan hubungan di antara dunia nyata dengan dunia gaib.
"Bali adalah tempat di mana suasana holistik begitu kental terasa setiap kali saya berada di sana," ujar Kamila Andini saat ditanya alasan dirinya menggarap film ini.
'The Seen and Unseen' membawa cerita seorang kembar Tantri yang sedih kehilangan saudara kembar laki-lakinya bernama Tantra. Tantra meninggal karena sakit di kepalanya.
Kesedihan tersebut membuat Tantri berusaha menjalin kembali hubungannya dengan sang saudara dengan berbagai cara.
'The Seen and Unseen' menjadi satu-satunya film asal Asia yang masuk dalam program Platform di ajang TIFF. Film-film lainnya yang mengisi kategori ini di antaranya berasal dari Amerika dan Inggris.
