Tarian khas Jawa yang ditampilkan dalam film garapan Garin itu kental diperlihatkan. Karya koreografer Danang Pamungkas dan Anggono Kusumo Wibowo itu memperlihatkan kegemulaian wanita Jawa.
"Topeng-topeng yang digunakan cukup membuat saya terkejut. Bentuk hidung topeng Satan terlihat sangat menakutkan. Benarkah di sana seperti itu?" ujar Ruby, salah seorang penonton, kepada detikHOT usai menonton 'Setan Jawa di Hamer Hall, Arts Centre Melbourne, Jumat (24/2/2017) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak jauh berbeda, Ruby yang datang dengan empat orang temannya, tak henti menilai dan membicarakan 'Setan Jawa'. Salah satu temannya, Ava menimpali, dirinya justru merasa bingung dengan beberapa jalan ceritanya.
"Saya bisa menimati meski ada beberapa yang membuat saya berpikir. Ini menyeramkan tapi terlihat cantik. Saya sangat menyukai Asih dan saat Satan menari gerakannya membuat saya ingin mencontohnya," timpal Ava.
Lain halnya dengan David Mitchell yang memang memiliki istri dari Sumba. David mengatakan sudsh cukup banyak cerita khas Indonesia yang diketahuinya.
"Ya saya suka mistik, tapi ini mistiknya banyak sedikit membingungkan. Saya tidak takut, saya suka mistik. Tapi memang terlalu banyak mistiknya," ungkap David.
David menambahkan sebagai penikmat, dia cukup bingung mengingat bagian mana yang sangat berkesan. Meski semua yang ditampilkan bagus.
"Soalnya kalau saya mau ingat saya bingung mau ingat yang mana. Terlalu banyak (kesan) kita jadi bingung. Saya senang sekali hadir, saya fansnya garin dari dulu. Dia ke Sumba, kami rumah di Sumba," sambungnya.
'Setan Jawa' memeriahkan Asia TOPA: Asia-Pacific Triennial of Performing Arts di Arts Centre Melbourne. Menampilkan hal yang beda, film bisu hitam putih itu tidak hanya diiringi oleh gamelan arahan Rahayu Supanggah, tapi juga berkolaborasi dengan Melbourne Symphony Orchestra dengan conductor, Iain Grandage. (pus/dar)