Nobar yang menghadirkan keluarga sang penyair yang dikisahkan dalam film tersebut akan digelar di TIM XXI, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (24/1) besok. Jam pertunjukan yang dipilih adalah pemutaran pukul 17.00 WIB. Menariknya, acara nobar akan dilanjutkan dengan 'Ngamen Puisi' mulai pukul 19.00 WIB
Istilah 'Ngamen Puisi' memang sangat lekat dengan aktivitas penyair yang hilang di tengah huru-hara Reformasi 98 itu. Di masanya, penyair asal Solo tersebut rajin menggelar acara pembacaan puisi dari kota ke kota, yang ia beri nama 'ngamen puisi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari yang sama, acara nobar juga akan digelar oleh Pusat Pengembangan Film (Pusbangfilm). Lembaga yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini rupanya tak ingin ketinggalan momen berkaitan dengan tingginya minat publik menonton film 'Istirahatlah Kata-kata'.
Pusbangfilm akan menggelar nobar di XXI Plaza Senayan, pada jam pemutaran pukul 16.50 WIB. Untuk acara ini, Pusbangfilm bagi-bagi tiket gratis khusus untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Cara untuk mendapatkan tiket gratis tersebut dengan mengikuti kuis yang digelar lewat akun Twitter @pusbangfilm. Namun, ada poster yang beredar di media sosial, yang menyatakan bahwa acara nobar ini gratis untuk umum, dengan pendaftaran via email nobardikbud@gmail.com.
Produser 'Istiharatlah Kata-kata' Yulia Evina Bhara menyambut gembira inisiatif Pusbangfilm yang menggelar acara nobar sekaligus membagikan tiket gratis. "Itu pertanda bahwa negara hadir," ujarnya saat dihubungi, Senin (23/1).
Sejak pemutaran hari pertama di bioskop, Kamis (19/1) Yulia sibuk dan kerja keras mempromosikan film tersebut karena pihaknya tidak memiliki publisis. "Tak ada publisis, tak ada uang, semua dikerjakan oleh segelintir orang," ujarnya tanpa bermaksud mengeluh.
Film 'Istirahatlah Kata-kata' mengangkat kisah pelarian Wiji Thukul menjelang tumbangnya pemerintahan Orde Baru. Secara khusus, film ini mengambil periode ketika penyair yang lantang menyuarakan ketidakadilan tersebut bersembunyi di Pontianak. Wiji Thukul diperankan oleh Gunawan Maryanto, seorang aktor dari Teater Garasi Yogyakarta.
Selain itu, film ini juga menampilkan Marissa Anita sebagai Sipon istri Wiji Thukul, dan Melanie Subono sebagai istri Martin, aktivis yang memfasilitasi Wiji selama bersembunyi di Pontianak.
(mmu/mmu)