Pada awalnya, inisiatif untuk menyelamatkan film 'Tiga Dara' dilakukan pertama kali oleh Pemerintah Belanda, lewat EYE Museum di Amsterdam di tahun 2011. Karena krisis ekonomi yang melanda Eropa kala itu, proses restorasi pun ditunda.
"Saran pendapat temen-temen, 'Lewat Jam Malam' sudah direstorasi, orang Indonesia padahal sudah mampu untuk merestorasi, dipilihlah beberapa film. Namun, responnya lebih banyak 'Tiga Dara', ada dramanya, musiknya, tari-tariannya. Semuanya ada, berantemnya aja yang engga ada," kata Yoki P. Sofyan selaku pemilik SA Film saat ditemui di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diskusi panjang dengan EYE Museum serta keluarga dari Usmar Ismail membuahkan hasil. Disepakati bahwa SA Film akan mengambil alih proses restorasi dan pihak EYE Museum akan mengirimkan materi asli seluloid 'Tiga Dara', yang saat itu berada di Amsterdam untuk kembali ke Indonesia.
Proses restorasi dimulai, laboratorium L'immagine Ritrovata di Bologna, Italia ditunjuk menjadi pihak yang akan melakukan restorasi fisik seluloid film. Dan melibatkan beberapa orang Indonesia pada prosesnya.
"Melihat kerusakannya baik dari segi fisik maupun kimiawi. Yang saya lakukan memperbaiki kerusakan fisik untuk seluloid film dari tahun 56", kata Lintang saat ditemui di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Proses restorasi fisik film memakan waktu delapan bulan, baru kemudian dilanjutkan dengan restorasi digital di Indonesia selama kurang lebih enam bulan. Total pengerjaan restorasi dari persiapan sampai penyelesaian akhir memakan waktu sekitar 17 bulan.
"Pengerjaan digital punya tantangannya sendiri, 150 ribu frame. Setiap frame itu di scan dengan format 4K. Satu frame berisi 53 Megabyte, total menjadi 12 Terabyte, di setiap frame pasti ada kerusakan. Harus bener-bener teliti," ucap Taufik Marhaban.
Sesuai dengan rekomendasi dan hasil analisa oleh PT. Render Digital Indonesia, diputuskan bahwa film 'Tiga Dara' akan direstorasi dalam format 4K. Format dengan resolusi tinggi dan secara teknis dapat dilakukan di Indonesia.
Lewat hasil restorasi 4K tersebut, para penonton akan disuguhkan pengalaman baru. Gambar dan suara tajam, bersih dengan detail lengkap dirasa sanggup membuat penonton bernostalgia. (nu2/nu2)