"Mudah-mudahan bisa diterima, karena ini penghormatan dari kita, ini tribute. Pahlawan bukan hanya di medan perang tetapi juga orang-orang yang bisa membuat tertawa. Nah, Warkop bukan hanya legend, tapi pahlawan di dunia entertainment," kata Vino.
Tak cuma soal wajah yang mirip, Vino juga merasa karakter Kasino harus banyak sekali digali. Vino pun melakukan banyak pengembangan bukan cuma dari film-film Warkop, tetapi juga dari kehidupan almarhum Kasino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami Marsha Timothy itu menganggap Kasino sebagai sosok yang tricky. Menurutnya, Kasino adalah orang yang sulit dibedakan ketika berbicara serius atau bercanda.
"Kalau misalnya dia ngomong serius, sebenarnya dia punya misi di baliknya. Jadi jangan sampai orang tahu dia lagi serius atau nggak. Walau dia benar ngomong serius, orang nggak boleh percaya sama dia," tuturnya.
Tapi ada kesulitan di balik itu. Vino menganggap tokoh Kasino tak pernah tampil konsisten terlebih dalam gaya berbicara.
"Ketika saya coba ngomong Betawi, beberapa Kasino jadi hilang. Ketika dia ingin menjadi Betawi, tapi belakangnya malah ngapak. Dia mau jadi orang Minang nih, tapi belakangnya juga ngapak," ungkapnya.
Kesulitan itu pun akhirnya dibicarakan dengan Indro, legenda hidup Warkop. Sampai akhirnya, Indro mengatakan kepada Vino bahwa, Kasino memang ingin sekali terlihat 'Jakarta' meski dari cara bicara tetap punya aksen Gombong, kampung halamannya.
"Akhirnya pemilihannya itu kita tabrakin. Kayak Betawi sama ngapak. Dan itu belum pernah dilakuin sama Almarhum. Jadi itu pengembangan karakter yang baru lagi," kisahnya.
Kalau berbicara bahasa Jakarta, tentu saja Vino sudah sangat mahir. Tapi sebaliknya, darimana sang aktor belajar bahasa ngapak?
"Waktu kita reading, dapat guru belajar bahasa Tegal. Saya sempat ngobrol sebentar, gimana sih kalau ngapak-ngapak gini? Saya juga tanya beberapa teman dan sering nonton YouTube," akunya.
Itu juga bukan sebuah pencerahan bagi Vino. Sebab, ia menilai cara berbicara Kasino itu berbeda dengan 'ngapak' kebanyakan orang yang ditanyainya.
"Selama seminggu-minggu awal, saya pelajarin patahannya dulu, baru diisi ngapaknya. Karena percuma kita ngapak sengapak-ngapaknya tapi nggak masuk. Basic-nya sudah benar, tinggal masukan dari kanan dan kiri untuk mencapai apa yang diinginkan," tukasnya.
Vino punya satu komentar penutup. Ia berharap dialog "Kenalin nih, gue Kasino asli dari Gombong," tidak dipotong sutradara.
(ron/ron)