‘Warcraft: The Beginning’ menawarkan sebuah cerita yang sederhana, namun dipersembahkan dengan keribetan yang tidak perlu. Inti ceritanya tentang para manusia yang mempertahankan bumi dari serangan orc. Para manusianya dipimpin oleh ksatria Lothar (Travis Fimmel) dan dibantu dengan si penyihir Medivh (Ben Foster), penyihir muda Khadgar (Ben Schnetzer) dan si raja Llane (Dominic Cooper). Musuhnya adalah orc yang dipimpin oleh Gul’dan (Daniel Wu). Sementara itu ada juga Durotan (Toby Kebbel) dan Garona (Paula Patton), karakter orc yang akhirnya membelot dan ingin membela manusia.
Ditulis oleh Charles Leavitt dan Duncan Jones sendiri, ‘Warcraft’ mempunyai potensi untuk menjadi sebuah film fantasi yang menghibur. Dua puluh menit pertama menjanjikan sebuah petualangan dan peperangan yang menghibur. Sayangnya di tengah jalan film ini menemui begitu banyak kesamaan dengan film-film lain dan akhirnya menjadi membosankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Durotan, Garona adalah salah satu karakter yang paling menarik dalam film berdurasi dua jam ini. Sebagai orc yang tidak terlihat seperti orc, Garona belajar bahasa manusia karena dia merasa terbuang. Sikapnya ini akhirnya membuat penonton bersimpati dengannya. Namun sebelum kita benar-benar mengerti dengan apa yang terjadi, Jones terburu-buru untuk menyeret kita ke dalam arena pertempuran.
Itulah masalah dengan film ini. Terlalu banyak yang terjadi namun kita tidak benar-benar tahu apa yang terjadi. Bumi (atau disebut Azeroth dalam film ini) tidak diperkenalkan dengan baik. Kita tidak tahu komposisi manusia-manusia macam apa yang ada di Azeroth. Dan sebelum penonton tahu apa yang akan dipertaruhkan, musuh-musuh sudah terlanjur berdatangan dan kita terpaksa harus mengikuti mereka adu otot.
Twist di pengujung film yang memberi tahu siapa penghianatnya juga tidak membuat film ini menjadi lebih menarik. Masalahnya sama: penonton tidak pernah diberi pegangan yang kuat kenapa karakter tersebut memutuskan untuk berkhianat. ‘The Lord of The Rings’ melakukannya dengan lebih mudah karena Peter Jackson memberikan waktu kepada penonton untuk berkenalan dengan semua orang yang ada di sekitarnya sebelum kita berjalan-jalan dengan Frodo.
Untungnya visual ‘Warcraft’ sangatlah indah. Jones tahu benar bagaimana menunjukkan betapa luar biasa dunia dalam film ini. Sayangnya dia tidak melakukan hal yang sama dengan penampilan para aktornya. Tidak ada yang memberikan kesan selain Toby Kebbel yang menjadi Durotan dalam film ini. Ini adalah permainan motion capture-nya yang kedua setelah menjadi antagonis yang legit dalam ‘The Dawn of the Planet of the Apes’ beberapa tahun lalu.
Film ini sengaja menambahkan imbuhan ‘The Beginning’ sebagai sub-judulnya karena produsernya dan Blizzard Entertainment sebagai pencipta game-nya berharap bahwa film ini bisa menjadi hit dan berakhir menjadi franchise yang aman sebagai brankas dollar. Sayangnya dengan hasil yang semenjana, ‘Warcraft’ lebih layak dapat judul “game over”.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)











































