Mungkin banyak yang melihat tugas Lembaga Sensor Film (LSF) itu mudah. Banyak yang bilang kerjaan para anggotanya yang terdiri dari berbagai kalangan tokoh masyarakat itu hanya sekadar memotong film pada bagian-bagian tang dinilai "tabu".
Tapi, pada kenyataannya tugas LSF tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada unsur-unsur penting yang memang harus diperhatikan dalam meluluskan atau tidak sebuah film.
Contoh paling mudah adalah perbedaan kultur di antara daerah-daerah di Indonesia. Bisa jadi di satu daerah dianggap biasa tapi di daerah lain tak biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu ada juga hal lain yang menyangkut SARA. Mukhlis pun mencontohkan film 'Cinta Tapi Beda', sebuah film tentang percintaan beda agama.
"Jadi itu perempuannya bilang orang Padang, tapi pada protes karena orang Minang itu nggak ada yang Kristen. Nah, ini kan dijelasin tokoh perempuannya orang Padang bukan Minang, sedangkan kota Padang itu kota yang beragam," jelasnya.
Selain itu, ada hal lain yang jadi perhatian yang juga disebut cukup penting. Yaitu soal banyaknya karya film atau sinetron yang hasil menjiplak.
"Banyak karya kita yang hasil menjiplak India, Turki. Itu juga yang penting (untuk diperhatikan)," urainya. (fk/mmu)