Mengkurasi 700 judul film, melakukan restorasi selama kurang lebih dua tahun lamanya, kemana hasil karya Jakarta Prima Digital (JPD) disalurkan? Adakah kesempatan bagi masyarakat umum untuk menikmatinya?
Jawabannya, ada. JPD secara langsung menjadi akibat lahirnya saluran bernama Flik. Saluran televisi yang saat ini bekerja sama dengan layanan televisi berbayar milik Telkom, IndiHome.
"Sementar ini etalase kami, jualan kami di Flik itu. Kami saat ini sedang mengembangkan lagi untuk platform ke depannya agar bisa lebih dari sekedar channel. Mudah-mudahan tahun ini, kami bisa menyebar Flik ke platform lain," ungkap General Manager JPD, Desi Polla saat berbincang bersama detikHOT di Kantor JPD di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang kami tidak mungkin setiap hari ada film baru, HBO pun tidak mungkin seperti itu. Untuk di Flik, dalam satu bulan ada 20-an judul film baru dari total 30-35 judul film. Nantinya juga tergantung pada tema yang dibuat bulan itu," jelas Desi lagi.
"Kami memang tidak sendiri, ada perusahaan lain yang bergerak di bidang ini. Tapi, akses ke publiknya hampir tidak ada. Di situ kenapa JPD merasa lebih," sambung Desi lagi.
Sesuai dengan peraturan pemerintah, seluruh film hasil restorasi JPD yang ditayangkan di Flik tetap melewati Lembaga Sensor Film (LSF). "Yes, semua film full didaftarkan lagi. Karena kan izin pertama filmnya ituย untuk bioskop, sekarang harus diubah untuk televisi," tutup Desi. (mif/mmu)