Maka menarik ketika banyak orang yang bilang 'Batman v Superman' tidaklah memenuhi ekspetasi mereka usai menonton. Harapan mereka, --seenggaknya-- film ini akan lebih asyik atau setara bagusnya dengan trilogi 'The Dark Knight' arahan Christoper Nolan yang menakjubkan itu.
Lagi-lagi juga bukan masalah ini adalah karya dari seorang fans komik (red: Zack Snyder) original dua superhero tadi. Banyak yang menyebut pula ini adalah dari pecinta komik untuk pencinta dan penikmat komiknya pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelahnya, masih di toilet bioskop, saya lantas dengar lagi banyak pendapat dan keluhan yang membandingkan film ini dengan Batman versi Nolan. Yang jelas, Anda tidak bisa membandingkan Batman versi Ben Affleck ini dengan Christian Bale dalam trilogi yang keren banget itu. Sebab Snyder tak punya ruang untuk kembali bertele-tele menjelaskan motivasi jelas Bruce Wayne menjadi Batman seperti di filmnya dulu.
Jadi sudah bukan waktunya membandingkan sesuatu yang tak bisa disandingkan. Anda jelas tak adil jika menyebut karya Nolan memang luar biasa lantas kemudian mengkritik karya Snyder dengan membandingkannya. Sebab, Snyder memang diharuskan memunculkan sosok The Flash, Cyborg sampai Aquaman dalam salah satu scene. Karena dengan target sesak itu, Snyder pastinya agak kepayahan.
![]() |
Snyder jelas punya target dari DC karena sudah tertinggal dari Marvel yang telah berlari kencang dengan dua judul 'The Avengers' - -kini sudah sampai pada 'Captain America: Civil War'- -. Bersama penulis Chris Terrio --penulis peraih Oscar lewat 'Argo'-- (2012) dan David S Goyer, penulis yang sama sejak zaman 'Batman Begins' sampai 'The Dark Knight Rises', 'Batman v Superman' jelas menjadi awal yang sangat baik untuk jembatan film-film superhero DC lainnya.
Agustus mendatang kita akan disambut pahlawan terburuk dalam 'Suicide Squad'. Lalu 2017 nanti, Batman, Superman dan Wonder Woman akan benar-benar berkumpul bersama The Flash, Aquaman, Cyborg, dan lainnya di 'The Justice League Part One' dan seterusnya.
Bagi saya, Affleck cukup berhasil membawa citranya sendiri sebagai Ksatria Kota Gotham. Affleck memang pantas menjadi Batman tua yang sudah 20 tahun membasmi penjahat di kotanya itu. Motivasinya membenci Superman juga cukup oke meski kata para kritikus di luar sana tak terlalu penting. Ingat lagi, Batman di sini adalah Si manusia kelelawar yang cukup tua, dan kalau sudah tua tentu sensitif dan gampang marah.
Kehadiran Si Manusia 'S' itu memang bikin Wayne tua makin gatal untuk turun ke jalan lagi. Wajar, Batman di sini digambarkan lebih gelap lantaran kematian beberapa kerabat dan pekerjanya karena amukan Jenderal Zod dan Superman. Belum lagi ada adegan yang cukup jelas menggambarkan Robin mati di tangan Joker. Kita takkan menemukan ngocolnya Wayne versi Bale yang ketiduran pas rapat karena begadang menghajar penjahat.
Tapi di 'Batman v Superman', Affleck berhasil menebus dosanya yang mungkin ia sesali sampai sekarang karena pernah berperan sebagai 'Daredevil' yang buruk itu. Ia cukup sukses menggambarkan image pahlawan sekaligus pengusaha kaya raya bin playboy ini.
![]() |
Mungkin yang saya sepakat mengenai kelemahan film ini adalah mengenai sosok Alfred Pennyworth yang kurang seperti pelayan sejati sang juragannya. Di sini, Jeremy Irons tampak terlalu necis dan gaul. Namun semua masih oke karena lewat Alfred di sini, kita tahu pelayan Wayne itu mahir menjadi montir andal dan jago jadi 'mata' sang majikan ketika berdinas.
Sedangkan Superman tampil cukup baik. Bahkan bagi saya yang tidak suka dengan sosok super Clark Joseph Kent ini saja menilai akting Henry Cavill di sini lebih terasa mengasyikan ketimbang film sebelumnya (Man of Steel). Tapi Amy Adams sebagai Louis Lane di sini memang tak bisa menonjol lantaran sesaknya cerita dan tokoh di sini.
(Ini spoiler bagi yang belum menonton) Matinya Superman di tangan Doomsday sebelum bangkit lagi juga cukup keren. Dan oh iya, saya setuju dengan Wonder Woman-nya Gal Gadot memang unsur paling asyik di sini. Tempo di awal memang lambat dan bikin bosan. Inipun saya rasakan betul. Tapi saya paham, Snyder memang perlu sabar untuk satu jam sisanya yang menggelegar dan eskalasi action benar-benar klimaks di 30 menit akhir.

Scoring dari Hans Zimmer dan Junkie XL juga oke untuk bisa menjaga mood menonton. Zimmer adalah pencipta scoring untuk trilogi 'The Dark Knight' yang megah dan memorable itu.Β
Dan sosok Lex Luthor yang kali ini dicitrakan oleh Jesse Eisenberg juga buat saya tetap keren sebagai penjahat. Memang, Luthor 'Eisenberg' agak berbeda dari Luthor di film sebelumnya. Banyak yang bilang peran si gila bin cerdas ini justru mirip Joker. Itu ada benarnya. Tapi toh apa salahnya? Memangnya Anda mau nonton film dengan mengeluarkan uang tapi isi ceritanya sama persis alias plek-plekan dengan cerita komiknya? (kmb/doc)