Kisah dokumenter ini mengajak kita ke dalam kehidupan Malala sebelum dan setelah insiden penyerangan. Dia berumur 15 tahun pada waktu peristiwa mengerikan tersebut terjadi, ketika dia dikucilkan, bersama dengan ayahnya karena perjuangannya bagi pendidikan perempuan.
Penembakan pada 9 Oktober 2012 itu memicu kemarahan dari para pendukungnya di seluruh dunia. Malala dengan ajaibnya bertahan dan sekarang memimpin sebuah gerakan untuk pendidikan perempuan secara global sebagai salah satu pendiri Malala Fund.
Pembuat film dokumenter peraih beragam penghargaan, Davis Guggeinhem ("An Inconvenient Truth", "Waiting for Superman") mengamati bagaimana Malala, ayahnya, Zia, dan keluarganya berkomitmen untuk memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak perempuan di seluruh dunia. Film ini secara sekilas memberikan gambaran atas kehidupan luar biasa perempuan muda ini. Dari hubungan dekatnya dengan sang ayah yang menginspirasi dirinya untuk mencintai pendidikan, pidato emosionalnya di PBB sampai tawa candanya di rumah dengan kedua orangtuanya serta adiknya.
'He Named Me Malala' sempat didaftarkan untuk masuk nominasi Academy Awards ke-88, namun kalah bersaing dengan film lain. Film ini telah diluncurkan secara teatrikal oleh Fox Searchlight Pictures, dan juga tayang di National Geographic Channel pada 8 Maret lalu.
(ich/mmu)